Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Tahun 2021 yang masih dihantui "ganasnya" virus Corona membuat pelaku usaha di Sumatra Utara (Sumut) tidak berani untuk melakukan ekspansi. Dan ruang gerak dunia usaha yang memang sudah mengecil sejak pandemi, kini semakin terbatas dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Hal itu pun membuat pengusaha mulai bersiap untuk otomatisasi.
"Kita tidak tahu kapan Covid-19 berlalu. Itu artinya, pencegahan penyebaran virus ini akan terus dilakukan untuk meminimalisir kasus positif. Dengan begitu, aturan jaga jarak dan mengurangi kontak satu dengan yang lain akan tetap diberlakukan. Ini sulit untuk dunia usaha terutama yang pabrik-nya berskala besar. Makanya otomatisasi mungkin akan menjadi jalan keluar pengusaha," kata Sekretaris Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sumut, Laksamana Adiyaksa, Rabu (3/2/2021).
Laks mengatakan, tentu otomatisasi yang berarti banyak pekerjaan yang akan dilakukan mesin, juga mempunyai masalah. Karena karyawan akan semakin sedikit dan pasti PHK tidak terhindarkan. Namun seperti aturan PPKM yang mewajibkan work from home (WFH) sebanyak 50%, juga merugikan dunia usaha karena operasional pabrik menjadi tidak maksimal.
Diakui Laks, dunia usaha sudah melakukan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. Namun jika aturan WFH 50% ini berlaku nasional, maka untuk pabrik besar akan beralih ke mesin. Sebenarnya dari Apindo sendiri sudah memberi penjelasan agar aturan ini jangan disamaratakan di seluruh Indonesia.
Alasannya, kasus Covid-19 tidak sama di semua daerah. Harus disesuaikan dengan kondisi kerjanya juga dan lokasi pabrik-nya. Jika memang memungkinkan tetap bekerja dan menjaga jarak, maka 50% itu tidak wajib.
"Saya contohkah. Jika pabrik-nya luas dan satu rah harus langsung menyesuaikan dengan kondisi daerahnya. Bukan langsung diberlakukan secara merata," katanya.
Dikatakan Laks, otomatisasi ini juga karena masih rentan-nya ada carrier diantara karyawan sehingga terpapar Covid-19 masih cukup besar.