Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perdana Menteri (PM) Malaysia Tan Sri Muhyiddin Yassin mengapresiasi sambutan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Indonesia atas lawatan pertamanya ini. Muhyiddin pun mengaku terkejut dengan sambutan luar biasa dari Indonesia.
"Walaupun dalam suasana menghadapi pandemik COVID-19 dan pematuhan ketat kepada protokol kesihatan, sambutan yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia amat luar biasa. Sebelum saya sampai ke sini pun saya terperanjak Pak, barisan warna-warni menyambut saya ke sini. Terima kasih," kata Muhyiddin dalam jumpa persnya bersama Jokowi usai pertemuan di Istana Merdeka, Jakarta, yang disiarkan kanal YouTube Setpres, Jumat (5/2/2021).
Muhyiddin mengatakan, pemerintah Malaysia juga memandang serius persoalan demokrasi di Myanmar. Dia setuju bahwa Menteri Luar Negeri Malaysia dan Indonesia untuk diberi mandat melakukan pertemuan bersama negara-negara ASEAN perihal isu ini.
Dalam pertemuan dengan Jokowi itu, Muhyiddin berharap Indonesia dan Malaysia dapat menggiatkan pembahasan mengenai standar operasional prosedur (SOP) untuk Reciprocal Green Lane Scheme atau Travel Corridor Arangement Framework. Dia pun meyakini Indonesia dan Malaysia dapat mencapai kata sepakat terkait SOP tersebut.
"Saya percaya kedua-dua negara akan mencapai kata sepakat mengenai SOP ini dalam waktu terdekat. Apa yang penting ialah pihak berkuasa kesihatan kedua-dua negara perlu meneliti dan menilai situasi semasa COVID-19 dikedua-dua negara sebelum ianya dapat dilaksanakan," ujarnya.
Terkait diskriminasi minyak sawit, Muhyiddin menegaskan, Malaysia berada di jalur yang sama dengan Indonesia. Malaysia, kata dia, mengecam kampanye antiminyak sawit yang dilakukan di negara-negara Eropa, Australia dan Oseania.
Sementara, untuk isu pekerja migran Indonesia, Muhyiddin meminta Jokowi untuk memerintahkan perwakilan Indonesia di Malaysia agar mensosialisasikan program amnesty bagi tenaga kerja ilegal. Dia juga meminta Jokowi untuk memastikan pekerja migran Indonesia (PMI) yang datang ke Malaysia melalui jalur yang legal.
"Saya telah memohon kepada Bapak Presiden sebagai perwakilan Indonesia di Malaysia dapat mewarwarkan program rekalibrasi atau pemutihan ataupun amnesty untuk mereka pulang ada program rekalibrasi tenaga kerja sehingga bulan June tahun ini. Juga telah meminta kerja sama dari Bapak Presiden untuk memastikan WNI yang ingin datang bekerja di Malaysia memasuki Malaysia melalui saluran yang sah," papar Muhyiddin.
Muhyiddin juga berharap nota kesepahaman antara Indonesia dengan Malaysia perihal pekerja migran dapat segera mencapai kata sepakat. "Malaysia percaya bahawa dengan perbincangan berterusan, kedua-dua negara akan mencapai persefahaman dan persepakatan mengenai MoU on the Employment and Protection of Indonesian Domestic Workers in Malaysia (PDI) selaras dengan aspirasi undang-undang buruh negara masing-masing," ungkap dia.
Lebih lanjut, Muhyiddin mengatakan dalam pertemuannya tadi, ia dan Jokowi juga membahas kerja sama mengenai isu climate change dan jerebu rentas sempadan. Dia berharap melalui kerja sama ini, Indonesia dan Malaysia dapat berkongsi dalam pengurusan ladang dan tanah Gambut.
"Perbincangan saya dan Bapak Presiden juga telah menyentuh mengenai MoU Common Guidelines yang merupakan satu inisiatif yang baik bagi memelihara kebajikan dan kesejahteraan nelayan Malaysia dan Indonesia yang menjalankan aktiviti perikanan di kawasan yang mempunyai isu maritim," kata Muhyiddin.
Terakhir, Muhyiddin menegaskan, Malaysia juga berpandangan sama mengenai persoalan Laut China Selatan perlu diselesaikan secara aman sesuai prinsip UNCLOS 1982. Malaysia, kata dia, berkomitmen menyelesaikan isu Laut China Selatan secara konstruktif.
"Hasil daripada perbincangan kami pada hari ini, saya berpendapat sudah sampai masanya bagi hubungan kerja sama Malaysia dan Indonesia dipertingkatkan lagi ke peringkat yang strategik dan komprehensif," pungkas Muhyiddin.(dtc)