Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Paris. Sebuah kapal selam nuklir milik Prancis, beserta sebuah kapal Angkatan Laut Prancis lainnya, baru-baru ini melakukan patroli melintasi Laut Cina Selatan. Sebuah langkah yang mungkin akan membuat marah Cina, yang mengklaim sebagian besar perairan strategis itu sebagai wilayahnya.
Seperti dilansir AFP, Selasa (9/2/2021) melalui unggahan di Twitter pada Senin malam (8/2) waktu setempat, Menteri Pertahanan Prancis, Florence Parly mengungkapkan bahwa kapal selam penyerang nuklir SNA Emeraude didampingi kapal BSAM Seine untuk pelayaran di Laut Cina Selatan itu.
"Patroli luar biasa ini baru saja menyelesaikan satu bagian di Laut Cina Selatan. Ini menjadi bukti 'mencolok' dari kapasitas Angkatan Laut Prancis kami untuk ditempatkan dalam jarak jauh dan dalam waktu yang lama bersama dengan mitra strategis kami, Australia, Amerika dan Jepang," katanya dalam cuitan yang disertai dengan gambar dua kapal di laut.
Cina mengklaim hampir semua wilayah Laut Cina Selatan, sementara Taiwan, Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga mengklaim sebagian dari kawasan itu, yang diyakini menyimpan simpanan minyak dan gas yang berharga.
Kapal perang AS sesekali melakukan misi 'kebebasan navigasi' melalui atau dekat perairan yang diklaim oleh Beijing untuk menekankan penolakan Washington atas klaim tersebut.
Pekan lalu, kapal perang AS, USS John S. McCain berlayar di dekat pulau-pulau di Laut Cina Selatan dan melakukan transit melalui Selat Taiwan, di mana hal itu memicu peringatan dari Cina.
Anggota NATO, Prancis, memiliki zona ekonomi eksklusif di Pasifik di sekitar wilayah luar negerinya dan telah menekankan pentingnya mempertahankan kebebasan navigasi di wilayah tersebut.
"Mengapa ada misi seperti itu? Untuk memperkaya pengetahuan kami tentang wilayah ini dan menegaskan bahwa hukum internasional adalah satu-satunya aturan yang berlaku, di mana pun laut tempat kami berlayar," cuit Parly.
Patroli Prancis ini dilakukan setelah pelantikan Presiden Amerika Serikat Joe Biden, yang telah menggarisbawahi dukungan untuk sekutu Washington di Asia setelah empat tahun di bawah kepemimpinan Donald Trump yang kacau-balau.
Pada April 2019, terjadi insiden angkatan laut di Selat Taiwan ketika kapal-kapal Cina meminta kapal fregat Prancis, Vendemiaire untuk meninggalkan perairan yang memisahkan daratan Cina dan Taiwan, daerah sensitif lainnya yang diklaim oleh negara itu.(dtc)