Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Naypyitaw. Sedikitnya 16 demonstran tewas ditembak pasukan keamanan Myanmar dalam unjuk rasa terbaru pada Sabtu (27/3). Penembakan kembali dilakukan saat pemimpin junta militer Myanmar berjanji akan melindungi rakyat dan memperjuangkan demokrasi.
Seperti dilansir Reuters, Sabtu (27/3/2021), para demonstran antikudeta kembali turun ke jalanan berbagai wilayah Myanmar, termasuk Yangon dan Mandalay yang merupakan dua kota terbesar di negara tersebut. Mereka mengabaikan peringatan junta militer bahwa demonstran bisa ditembak di kepala dan punggung.
Laporan media lokal Myanmar Now menyebut sedikitnya empat orang tewas saat pasukan keamanan Myanmar melepas tembakan ke arah kerumunan demonstran yang berunjuk rasa di luar sebuah kantor polisi di pinggiran Dala, Yangon, pada Sabtu (27/3) dini hari. Sekitar 10 orang lainnya luka-luka.
Menurut keterangan seorang warga setempat kepada Reuters, sedikitnya tiga orang tewas ditembak dalam unjuk rasa di distrik Insein, Yangon. Salah satu yang tewas merupakan seorang pria muda yang bergabung dengan tim sepakbola lokal di bawah usia 21 tahun.
Laporan media lokal Myanmar lainnya menyebut empat orang tewas dalam unjuk rasa di kota Lashio. Empat orang lainnya dilaporkan tewas dalam insiden terpisah di wilayah Bago, dekat Yagon. Satu orang lainnya tewas dalam unjuk rasa di kota Hopin.
"Hari ini merupakan hari paling memalukan bagi angkatan bersenjata," sebut juru bicara CRPH -- kelompok antijunta yang dibentuk mantan anggota parlemen Myanmar, Dr Sasa, kepada sebuah forum online.
"Para jenderal militer merayakan Hari Angkatan Bersenjata setelah mereka membunuh lebih dari 300 warga sipil tak bersalah," imbuhnya, merujuk pada total korban tewas dalam unjuk rasa sejak kudeta.
Menurut kelompok advokasi non-profit bernama Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP), sedikitnya 328 orang tewas dalam berbagai unjuk rasa di Myanmar sejak kudeta militer pada 1 Februari lalu.
Pada Jumat (26/3) malam waktu setempat, junta militer Myanmar melalui MRTV yang dikelola militer melontarkan peringatan untuk demonstran. "Anda harus belajar dari tragedi kematian yang buruk sebelumnya bahwa Anda bisa terancam ditembak di kepala dan punggung," demikian bunyi peringatan itu.
Peringatan itu tidak secara spesifik menyebut bahwa pasukan keamanan Myanmar diberi perintah tembak-untuk-membunuh. Namun sebelumnya junta militer menyebut bahwa sejumlah penembakan fatal datang dari kerumunan demonstran.
Sementara itu, setelah memimpin parade militer di Naypyitaw untuk memperingati Hari Angkatan Bersenjata, pada Sabtu (27/3) waktu setempat, pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing, menegaskan kembali janji untuk menggelar pemilu namun tanpa memberikan kerangka waktunya.
"Tentara berusaha bergandengan tangan dengan seluruh bangsa untuk menjaga demokrasi," sebut Min Aung Hlaing dalam pidato yang disiarkan langsung televisi pemerintah.
Min Aung Hlaing menambahkan bahwa otoritas Myanmar juga berupaya melindungi rakyat dan memulihkan perdamaian di seluruh negeri. "Tindak kekerasan yang mempengaruhi stabilitas dan keamanan demi menjadikan tuntutan tidak pantas," tandasnya.(dtc)