Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta.Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat meminta pemerintah agar mempertimbangkan faktor keamanan peserta didik dan para pendidik dalam pelaksanaan belajar tatap muka. Menurutnya, kesiapan sarana dan prasarana dalam pelaksanaan protokol kesehatan harus mendapat dukungan penuh, baik dari sisi teknis maupun psikologis.
"Rencana dimulainya pembelajaran tatap muka harus diikuti persiapan yang matang dari sisi teknis dan psikologis para peserta didik dan pengajar," ujar Lestari dalam keterangannya, Kamis (1/4/2021).
Lebih lanjut Lestari menyampaikan Juru Bicara Satgas COVID-19 pekan lalu mengungkapkan pelaksanaan sekolah tatap muka akan dilaksanakan di 14 provinsi dan dipersiapkan secara bertahap. Adapun ke-14 provinsi tersebut antara lain, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Kalimantan Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Bali.
Terkait hal ini, ia menyebut seluruh pihak perlu mempersiapkan beberapa tahapan salah satunya yakni, tahapan prakondisi sebagai tahapan persiapan untuk pemberlakuan kebiasaan baru.
Di samping itu, Lestari mengungkapkan pemerintah juga perlu mengutamakan sikap kehati-hatian dalam persiapan pembelajaran tatap muka. Untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Lestari pun berharap seluruh para pemangku kepentingan dapat mendukung penuh dalam proses adaptasi yang dilakukan para peserta didik dan tenaga pengajar.
"Dukungan tersebut antara lain bisa dalam bentuk kelengkapan sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan protokol kesehatan di lingkungan sekolah atau bentuk dukungan lainnya," jelasnya.
Di samping itu, ia menyebut pemerintah juga dapat mempersiapkan kesiapan lainnya. Salah satunya dengan membiasakan disiplin menjalankan protokol kesehatan bagi para peserta didik sebelum pelaksanaan belajar tatap muka.
Ia menjelaskan penerapan protokol kesehatan ini dapat dilakukan peserta didik bersama anggota keluarga seperti menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun, memakai masker dan menghindari kerumunan. Dengan demikian, para peserta didik nantinya sudah terbiasa menerapkan protokol kesehatan dengan temannya di sekolah.
Jelang uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka, Lestari berharap seluruh pihak dapat melakukan simulasi dengan benar, mulai dari berangkat ke sekolah hingga pulang ke rumah.
"Dengan langkah-langkah tersebut dapat dihasilkan pola-pola belajar tatap muka yang benar-benar adaptif di masa pandemi ini," katanya.
Ia juga menegaskan para tenaga pengajar dan petugas di lingkungan sekolah sebaiknya sudah mendapatkan vaksin COVID-19 sebelum dilakukan pembelajaran tatap muka. Hal ini guna mencegah penyebaran virus COVID-19 di sekolah.
Sebagai informasi, pemerintah pusat telah menargetkan pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021. Belajar tatap muka terbatas akan dimulai setelah guru dan tenaga pendidik mendapatkan vaksinasi COVID-19.(dtc)