Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Sudah dua tahun Indonesia menjalankan Idul Fitri di tengah pandemi COVID-19. Selama itu pula Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan berbagai kebijakan yang dibutuhkan oleh industri keuangan untuk merespons tantangan akibat pandemi.
Dalam acara Halal bihalal Virtual Idul Fitri 1442 H Sektor Jasa Keuangan, Senin (17/5/2021), Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso berharap OJK mampu menorehkan hal-hal yang lebih baik ke depannya. Ia juga berharap sinergi yang dibangun OJK bersama seluruh stakeholders menjadi semakin erat sehingga dapat memberikan kontribusi terbaik kepada seluruh masyarakat.
"Kami menyampaikan terima kasih kepada anggota komisi XI DPR RI atas leadership-nya dalam mendukung pelaksanaan tugas OJK. Kami juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Keuangan, Bank Indonesia dan LPS atas kolaborasi dan sinergi dalam platform KSSK. Kami menyadari bahwa terdapat tantangan-tantangan yang harus kita jawab bersama-sama ke depan. Ini belum selesai justru kita masih juga harus bekerja lebih keras agar recovery bisa cepat selesai tentunya. Kami yakin dengan sinergitas seluruh pemangku kepentingan industri jasa keuangan kami yakin ini bisa kita lakukan dengan baik dan kita bisa memberikan yang terbaik buat bangsa dan negara ini," ucapnya.
Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan OJK selama masa pandemi itu pun mendapat apresiasi oleh industri keuangan seperti perbankan, pasar modal, hingga Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Berikut penuturan dan apresiasi beberapa pelaku industri keuangan yang diungkapkan dalam acara tersebut.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sekaligus Ketua Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) Sunarso mengucapkan terima kasih atas dukungan yang dilakukan OJK melalui kebijakan-kebijakan di masa pandemi. Dengan adanya kebijakan tersebut, lanjutnya, industri perbankan menjadi lebih berhati-hati dan bertanggung jawab dalam melaksanakannya.
"Ke depan kita semua merasakan bahwa tantangan masih belum berakhir kesulitan masih belum sepenuhnya kita atasi. Saya yakin diperlukan kebijakan-kebijakan lanjutan yang tentunya juga butuh kolaborasi yang sangat erat dan produktif dari seluruh pemangku kepentingan," ucap Sunarso.
"Dengan doa yang tulus dan kerja keras kita akan mampu membangun perekonomian dan terutama di sektor keuangan yang tidak hanya tumbuh dan berkembang tetapi akan memiliki ketangguhan," imbuhnya.
Hal senada juga diungkapkan Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Royke Tumilaar. Ia juga mengucapkan terima kasih atas kebijakan-kebijakan responsif yang dikeluarkan OJK kepada para pelaku industri keuangan dalam mendukung program pemulihan ekonomi nasional (PEN) khususnya dalam menghadapi pandemi COVID-19.
"Semoga OJK dapat terus menjadi lembaga pengawas industri jasa keuangan yang terpercaya dan mampu mewujudkan industri jasa keuangan sebagai pilar perekonomian nasional yang berdaya saing global serta memajukan Indonesia," tutupnya.
Sementara itu Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengatakan kebijakan-kebijakan OJK sangat membantu industri perbankan. Contohnya seperti relaksasi, loan to deposit ratio (LDR) yang tidak dikenakan penalty, 5% biaya training yang juga mendapatkan pengecualian dan kebijakan lainnya.
"Kami mengharapkan sekali bahwa kalau melihat situasi saat ini, di mana kita mengharapkan mobilitas masyarakat kembali semula, kita perlu membantu juga masyarakat untuk lebih sadar digital dengan virtualisasi. Dan untuk itu kami mohon sekali juga untuk memperlancar produk-produk yang mendukung ke arah itu bisa terjadi kembali mobilisasi meskipun secara fisik kita belum bisa ketemu dan untuk itu kita harap dukungan dari OJK kepada kami dunia perbankan," pungkasnya.
Kemudian, Direktur Utama Citibank sekaligus Ketua Umum Perhimpunan Bank-Bank Internasional Indonesia (Perbina) mengatakan inisiatif OJK dalam hal relaksasi peraturan sangat dibutuhkan bank dan nasabah selama masa pandemi. Menurutnya hal tersebut akan mendukung pertumbuhan kredit.
"Apalagi dalam situasi likuiditas yang memadai dan suku bunga yang rendah kami berharap kredit akan secepatnya pulih. Harapan kami selama ini yang baik dengan etika dan dengan sektor perbankan akan terus meningkat agar pemulihan ini makin cepat terealisasi," tukasnya.
Lalu dari industri pasar modal, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia Inarno Djajadi mengatakan pasar modal selama ini mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Menurutnya, hal tersebut karena dukungan OJK sehingga indeks harga saham gabungan dan kondisi lainnya sudah mendekati masa sebelum pandemi.
"Alhamdulillah ini berkat dukungan dari pada OJK dan juga teman-teman industri sekunder yang lain, rata-rata harian juga saat ini sudah hampir mencapai kondisi sebelum pandemi. Bahkan kalau kita lihat dari indeks harga saham gabungan dan juga yang lain-lain juga sudah mendekati kondisi sebelum pandemi," ucapnya.
Ketua Umum Asosiasi Pelaku Reksadana dan Investasi Indonesia Prihatmo Hari Mulyanto juga mengucapkan terima kasih serta apresiasi kepada OJK atas komunikasi selama pandemi sehingga dapat menerbitkan kebijakan-kebijakan yang cocok untuk menghadapi situasi di masa yang akan datang untuk kemajuan industri reksadana.
Pelaku industri keuangan nonbank (IKNB) juga tak luput mengapresiasi kebijakan OJK. Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan dukungan dan arahan OJK mulai dari awal restrukturisasi hingga arahan cara menyikapi debitur yang terkena dampak COVID-19 merupakan suatu kerja sama yang luar biasa.
"Saat ini kurang lebih sudah 70% kembali normal ingin kami laporkan dan semoga debitur debitur kami bisa kembali membayar cicilannya dengan baik," tambahnya.
Terakhir, Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon berharap semoga industri jasa keuangan termasuk IKNB termasuk AAJI semakin jaya dan bertumbuh ke depannya.
(dtf)