Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Timah Tbk (TINS) mencetak laba bersih Rp 270,05 miliar pada semester I-2021. Perusahaan tambang pelat merah itu membalikkan keadaan dari minus Rp 390 miliar pada periode yang sama 2020.
Sedangkan pada triwulan II-2021, Timah membukukan laba operasi sebesar Rp 630 miliar, naik signifikan dibandingkan periode yang sama 2020 minus Rp 227 miliar. Selain itu, EBITDA perusahaan juga naik menjadi Rp 1,04 triliun dibandingkan triwulan II-2020 sebesar Rp 348 miliar
"Peningkatan permintaan logam seiring meredanya pandemi COVID-19 mendorong stabilnya harga logam yang berdampak juga berkembangnya industri hilir logam timah, diharapkan menjadi salah satu motor pendongkrak kinerja TINS di tahun pemulihan ini," kata Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS Wibisono dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (31/8/2021).
Perusahaan juga mencatat arus kas operasi naik signifikan menjadi Rp 2,58 triliun dibandingkan triwulan II-2020 sebesar Rp 620 miliar. Pada periode yang sama, pendapatan TINS turun 27% dari Rp 8,03 triliun menjadi Rp 5,87 triliun.
Timah menilai rasio profitabilitas perusahaan terbilang sehat, terlihat dari rasio GPM (Gross Profit Margin) sebesar 19%, sementara triwulan II-2020 di angka 3%. Kemudian rasio NPM (Net Profit Margin) sebesar 5%, sedangkan triwulan II-2020 minus 5%.
Selanjutnya rasio DER (Debt to Equity Ratio) triwulan II-2021 sebesar 103%, menyusut dibandingkan periode akhir 2020 sebesar 142%. Utang bank jangka pendek turun dari Rp 3,8 triliun pada akhir 2020, menjadi Rp 2,2 triliun.
Pada triwulan II-2021, Timah membukukan produksi bijih timah sebesar 11.457 ton atau turun 54% dibandingkan triwulan II-2020 di 25.081 ton. Dari jumlah tersebut, bijih timah laut memberikan kontribusi terbesar. Produksi logam timah pada triwulan II-2021 adalah sebesar 11.915 ton atau turun 57% dibandingkan triwulan II-2020 sebesar 27.833 ton.
Berikutnya penjualan logam timah pada triwulan II-2021 sebesar 12.523 ton atau turun 60% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 31.508 ton.
"TINS terus melakukan pengawasan terhadap IUP yang dimiliki Perseroan, sehingga risiko terjadinya kebocoran timah di lapangan bisa ditekan. Dengan penertiban yang berkelanjutan, ruang gerak penambang timah ilegal di IUP TINS menjadi terbatas," demikian keterangan perusahaan.(dtf)