Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Karo. Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) komit menghubungkan, memajukan, dan mendukung perkembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia melalui pemanfaatan teknologi digital dan layanan fintech. Hal itu salah satunya dibuktikan dengan gelaran Fintech Lending Days yang berlokasi di Medan, Sumatra Utara (Sumut), 6-7 Mei. Sebelumnya, Fintech Lending Days telah sukses diselenggarakan di Bali, Malang, Makassar, dan Yogyakarta.
Pada Fintech Lending Days di Medan, AFPI mengadakan UMKM Visit ke tiga tempat di Kabupaten Karo yakni Amor's Farm di kawasan Gundaling, kemudian Galeri Tenun Trias Tambun di Kacaribu dan Pengrajin Bambu Deppur di Doulu.
Ketua Umum AFPI, Entjik S Djafar, mengatakan, pihaknya siap memberi pendanaan alternatif untuk pelaku UMKM di Sumut sehingga mereka bisa naik kelas. "Setelah mendengar cerita dan melihat lokasi salah satu UMKM di kawasan Gundaling ini, Amor's Farm salah satu UMKM yang menurut saya memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dengan omset yang tentu bisa meningkat, karena memang budidaya Tanaman Anggrek saat ini masih menjadi banyak incaran masyarakat khususnya pecinta tanaman," katanya, di momentum kegiatan UMKM Visit dari rangkaian acara Fintech Lending Days Medan 2024, Selasa (7/5/2024).
Entjik yang juga CEO DanaRupiah ini mengungkapkan, jika momen ini digelar agar pelaku UMKM bisa mengenal fintech dan tentu AFPI akan membuka ruang kepada mereka dalam mendapatkan layanan fintech.
"Makanya kita mulai dari edukasi dan memberi pemahaman kepada mereka. Karena kita tahu bahwa layanan fintech ini juga mungkin tidak terlalu familiar atau bahkan baru di telinga mereka. Oleh karena itu, ini lah tugas kami untuk terus memperkenalkan bahwa ada layanan yang begitu mudah dalam mendukung pengembangan bisnis UMKM yang dimiliki oleh masyarakat Sumut, diantaranya Amor's Farm ini," kata Entjik.
Berdasarkan data AFPI, untuk Sumut, total penyaluran khusus fintech lending secara akumulasi pinjaman per Februari 2024 mencapai Rp 19,5 triliun, dengan akumulasi lender 77.651 dan akumulasi borrower 3.178.464.
"Angka ini tentu menunjukkan bahwa Sumut masih memiliki potensi untuk pendanaan terutama UMKM-nya. Nah, fintech kan memang menjangkau pelaku usaha yang masih belum tersentuh bank atau yang belum memenuhi persyaratan bank. Kita hadir untuk memudahkan mereka. Anggaplah fintech ini sebagai baru loncatan mereka (UMKM-red) untuk mendapatkan modal usaha," kata Entjik.
AFPI sendiri, kata Entjik, saat ini sedang menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk menaikkan batas maksimal pinjaman dari Rp 2 miliar menjadi Rp 10 miliar. Pihaknya berharap POJK tersebut bisa segera terbit sehingga bisa memberikan pendanaan lebih maksimal bagi UMKM.
Selain UMKM Visit, Fintech Lending Days juga diharapkan bisa memberikan edukasi mengenai manfaat dan cara menggunakan pendanaan serta pinjaman fintech peer-to-peer (P2P) lending sebagai alternatif pendanaan.
Edukasi khususnya bagi usaha mikro serta pelajar di Kota Medan. "Tentu kehadiran Fintech Lending Days diharapkan dapat menjadi jembatan antara para pelaku usaha mikro dengan platform fintech P2P lending untuk dapat saling memberikan dampak positif bersama. Tapi kita juga ingin memberikan pemahaman kepada masyarakat serta pelajar terkait fintech dan produk-produknya," kata Entjik.
Di kesempatan yang sama, Pendiri Ramblas Orchid, Agi Grasia Surbakti, bercerita ia mulai mendirikan usaha anggrek sejak tahun 2020. Kala itu, Indonesia tengah dilanda Covid-19 dan penjualan buah dari hasil kebun orangtuanya turun drastis.
Agi pun memutar otak untuk membuat usaha sendiri. Akhirnya ia memilih usaha anggrek karena ia dan ibunya suka menanam anggrek sejak lama. Sebagian besar anggrek yang dibudidaya dara 27 tahun ini berasal dari Bandung. Ada pula yang impor dari Australia.
"Anggrek ini adalah tanaman yang paling sulit dirawat. Butuh waktu delapan tahun dari bibit hingga bisa berbunga, jadi tantangannya berat. Awal mulanya sangat susah hidup di sini (Brastagi)," ujarnya.
Namun sembari membudidaya anggrek, Agi dan abangnya, Amors Surbakti yang merupakan alumni Fakultas Pertanian bereksperimen membuat pupuk agar anggrek bisa tumbuh subur di Brastagi. Setelah beberapa kali eksperimen akhirnya berhasil dan ditemukan pupuk yang bisa membuat anggrek dari Bandung dan Australia tumbuh dan berbunga di Karo.
"Hasilnya juga beda ya dari aslinya. Bunga anggrek yang kami tanam di sini warnanya lebih cerah dibanding yang ditanam di daerah asalnya," terang Agi.
Kini usaha anggrek, Ramblas Orchid dan usaha pupuk cair, Amor's Farm tumbuh bersama. Pembeli anggrek pada umumnya juga membeli pupuk cair dari Amor's Farm. Bahkan permintaan pupuk cair jumlahnya lebih besar dibanding penjualan anggrek. Karena pupuk cair produksi Amor's Farm bukan hanya untuk anggrek, tapi ada juga yang dibuat untuk tanaman buah.
"Kita berterima kasih dengan kunjungan dari AFPI. Dengan edukasi ini kami tahu apa dan manfaat dari layanan fintech. Karena selama ini kalau untuk pembiayaan kami selalu pengajuan ke pinjaman bank, jadi sekarang sudah paham dengan layanan pinjaman digital fintech lending ini, sehingga kedepannya bisa juga membantu pengembangan bisnis kami," katanya.