Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Samosir. Warga Kecamatan Nainggolan, Kabupaten Samosir, mengeluhkan tingginya harga pupuk bersubsidi. Harga jauh di atas ketetapan Harga Eceran Tertinggi (HET). Selain itu, ketersediaan pupuk bersubisidi di daerahnya juga menjadi persoalan. Masyarakat di sana mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Masyarakat akhirnya membeli pupuk nonsubsidi meski harganya mahal. Hal itu disampaikan salah satu warga, Hottua Sinaga, kepada Anggota DPRD Sumut, Tangkas Manimpan Lumbantobing, Rabu (10/11/2021).
Saat itu, Tangkas Manimpan, dari Fraksi Partai Demokrat yang duduk di Komisi B itu melakukan reses I tahun sidang III 2021-2022 di Desa Sinagauruk Pandiangan, Nainggolan.
Dan oleh peserta reses, Juswanto Pandiangan, mempertanyakan sampai dimana berlakunya HET pupuk bersubsidi. "HET ini sampi di mana, apakah belakunya di pemerintah, toko dan pengecer atau di masyarakat. Jadi harga HET ini sampai dimana?," ujarnya.
Selain itu, Hottua Sinaga dan beberapa masyarakat lainnya, juga memohonkan pembangunan irigasi, yaitu pompanisasi memanfaatkan sumber air dari perairan Danau Toba.
Bahkan menurut Camat Nainggolan, Barisan P Simanullang, sudah direncanakan beberapa kali pembangunan irigasi untuk mengaliri pertanian sawah masyarakat, namun terkendala karena ketiadaan anggaran.
"Anggarannya besar, tak cukup dana desa karena harus juga dipakai untuk keperluan lain," ujar Manullang, yang juga diamini Babinkamtimbas, B Lumbantobing.
Warga lainnya, Berto Situmorang, yang juga salah satu pengurus Poktan di Desa Pasaran Parsaoran, meminta disediakannya bibit pertanian. Juga diusulkannya pembangunan irigasi di desanya.
Dan Anggota DPRD Sumut, Tangkas Manimpan Lumbantobing, mengatakan keluhan masyarakat soal harga dan ketersediaan pupuk bersubsidi di Samosir, telah dikoordinasikan sebelumnya dengan pihak terkait.
Sehingga telah ditambah 170 ton pupuk bersubsidi untuk mebambah kuota pupuk subsidi Samosir. "Ini saya usulkan langsung ke dinas pertanian karena sudah saya dengar langsung dari camat bahwa di sini payah cari pupuk subsidi," ujarnya.
Dan Aliakim Purba, Kabid Produksi Pertanian Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumut, mengatakan telah mengalihkan sebagian jatah pupuk subsidi daerah lain ke Samosir. "Kami punya kewenangan mengalihkan jatah suatu daerah ke daerah lain kalau daerah itu lambat menyerap pupuk bersubsidi," ujarnya.
Dan terkait usulan pembangunan irigasi pertanian sawah, Tangkas Manimpan mempersilahkan warga untuk membuat usulan resmi. "Nanti kita perjuangkan ke provinsi, buat usulan yang lengkap ya," ujarnya.
Ia juga menjanjikan pemberian bibit tanaman produktif, seperti bibit jagung, bahkan durian, jengkol, petai, dan kemiri. Namun Tangkas Manimpan berharap para petani tetap produktif, meskipun disana-sini banyak tantangan.