Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Kerusuhan hingga baku tembak antar geng narkoba di penjara Ekuador kembali terjadi. Sedikitnya 68 narapidana tewas dan 25 lainnya mengalami luka-luka.
Baku tembak bermula dari kerusuhan yang terjadi pada Jumat (12/11) sekitar pukul 7 malam waktu setempat. Para tahanan dari sebuah geng mencoba memasuki blok 2 penjara Litoral, lokasi geng Tiguerones, saingannya ditahan pasca pemimpinnya dibebaskan.
Kekerasan tak terhindarkan hingga memicu baku tembak pada Sabtu (13/11) sebelum fajar. Penembakan disebut berlangsung 8 jam lamanya.
"Penembakan berlangsung sekitar delapan jam, kemudian bentrokan baru dilaporkan terjadi di sebagian penjara pada sore hari," kata pejabat terkait.
Penyebab Rusuh-Baku Tembak di Penjara Ekuador
Penyebab kerusuhan hingga baku tembak di penjara Ekuador bermula dari pembebasan ketua geng Tiguerones. Sebuah geng lainnya mencari kesempatan untuk menguasai geng Tiguerones usai kosongnya kekuasaan. Mereka mencoba memasuki blok 2 penjara Litoral, lokasi geng Tiguerones, saingannya.
"Gangguan terbaru dipicu oleh kekosongan kekuasaan menyusul pembebasan seorang pemimpin geng," kata Gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena seperti dilansir kantor berita AFP dan Reuters, Minggu (14/11/2021).
"Konteks situasi ini tidak ada pimpinan komplotan yang memiliki blok sel ini karena beberapa hari lalu napi itu dibebaskan," kata Arosemena. "Blok sel lain dengan kelompok lain ingin mengendalikan mereka, masuk ke dalam dan melakukan pembantaian total."
Narapidana dari geng-geng yang bersaing di Ekuador saling bertarung dengan senjata, bahan peledak hingga pisau.
Mayat Bergelimpangan
Pada Sabtu (13/11) pagi waktu setempat, petugas polisi dengan pakaian anti huru hara terlihat memanjat dinding penjara yang berlumuran darah. Disebutkan jenazah seorang narapidana tergeletak di atap penjara yang dikelilingi oleh kawat berduri.
Menurut Komandan polisi, Jenderal Tanya Varela, saat pihaknya menerbangkan drone di Sabtu (13/11) pagi, terlihat para narapidana di tiga paviliun dipersenjatai dengan senjata dan bahan peledak. Pihak berwenang mengatakan bahwa senjata dan amunisi diselundupkan ke tahanan melalui kendaraan yang mengirimkan pasokan dan bahkan terkadang dengan drone.
Dalam foto-foto yang diposting di media sosial, yang keasliannya belum dikonfirmasi oleh pihak berwenang, menunjukkan setumpuk mayat di halaman penjara dilalap api. Sementara terlihat narapidana yang berdiri di dekatnya memukuli mayat-mayat itu dengan tongkat.
Sebuah video lainnya menunjukkan seorang tahanan berteriak meminta pertolongan. "Kami terkunci di sel kami. Mereka ingin membunuh kami semua."
"Tolong bagikan video ini. Tolong bantu kami!" teriak narapidana tersebut memohon.
Kondisi Penjara Telah Terkendali
Juru bicara Kepresidenan, Carlos Jijón, mengumumkan situasi di seluruh penjara dapat dikendalikan. Dia mengatakan sekitar 900 petugas polisi telah mengendalikan situasi di penjara.
"Di awal bentrok, para narapidana mencoba untuk meledakkan tembok untuk masuk ke Paviliun 2 untuk melakukan pembantaian. Mereka juga membakar kasur-kasur untuk membuat lawan mereka terganggu dengan asap bakaran," kata Gubernur Provinsi Guayas, Pablo Arosemena.
"Kami memerangi peredaran narkoba," kata Arosemena. "Ini sangat sulit."
Presiden Beri Tanggapan
Kerusuhan hingga baku tembak baru-baru ini terjadi pasca Presiden Guillermo Lasso mengumumkan keadaan darurat pada Oktober lalu. Pasukan keamanan diberdayakan untuk memerangi perdagangan narkoba dan kejahatan lainnya.
Menanggapi insiden terbaru ini, Lasso angkat bicara melalui media sosial Twitter, Dia menyebut bahwa "hak pertama yang harus kita jamin adalah hak untuk hidup dan kebebasan, yang tidak mungkin jika pasukan keamanan tidak dapat bertindak untuk melindungi." Cuitan Lasso merujuk penolakan Mahkamah Konstitusi untuk mengizinkan militer masuk penjara meskipun dalam keadaan darurat. Diketahui saat ini para tentara hanya berada di luar penjara.
Kekerasan di Ekuador dilaporkan meningkat. Antara Januari hingga Oktober 2021 saja tercatat ada hampir 1.900 kasus pembunuhan. Angka tersebut naik dibandingkan 1.400 kasus pembunuhan sepanjang tahun 2020 lalu. dtc