Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Isu penjualan Bandara Kualanamu Internasional di Deli Serdang dijual ke investor India, ditepis Direktur PT Angkasa Pura Aviasi, Haris.
Di hadapan Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, usai mengikuti kegiatan funbike dalam rangka Hari Bakti ke-76 Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Kantor Dinas BMBK Sumut, Jalan Sakti Lubis Medan, Minggu (28/11/2021), Haris memberi penjelasan.
Ia menjelaskan bahwa Bandara Kualanamu bukan dijual, tetapi sifatnya kemitraan strategis, yakni kerjasama yang sifatnya saling menguntungkan.
Adapun kerjasama dengan India itu adalah dengan GMR Airport. Mereka kebagian saham kepemilikan Bandara Kualanamu 49%. Sedangkan pemegang saham mayoritas atau 51%, tetap milik PT Angkasa Pura Aviasi.
Lebih lanjut dijelaskannya, aset Bandara Kualanamu merupakan kekayaan negara yang sudah dikelola PT Angkasa Pura II. "Jadi bukan PT Angkasa Pura II-nya melepas saham tapi anak PT Angkasa Pura II-nya (PT Angkasa Pura Aviasi),” pungkasnya.
Dari sisi ini, ditegaskan dia bahwa tidak ada aset yang berpindah ke GMR. Namun di media seolah-olah Bandara Kualanamu yang dijual. "Saya bisa tegaskan dan jaminan bahwa tidak ada aset yang berpindah semua masih aset Milik PT AP II," ungkapnya.
Kemudian PT AP II masih memperoleh pendapatan dari deviden. Inilah menjadi tujuan utama pihaknya karena sekarang kalau dilihat total dari bandara di Indonesia, marketnya masih kepada domestik.
"Jadi sekarang bagaimana itu mentransfer Bandara Internasional dan domestiknya. Kami harap bapak-bapak semua untuk bisa meluruskan pemberitaan di media, bahwa tidak ada penjualan aset," pungkas Haris.
Adapun kerjasama dengan GMR itu, menurut Haris dibutuhkan untuk menjadikan Bandara Kualanamu sebagai Hub Internasional.
"Makanya kita membutuhkan kerjasama dengan GMR Airport yang nanti bisa membawa traffic ke Bandara Kualanamu khususnya penerbangan internasional,” katanya.
Mendengar penjelasan itu, Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi, meminta semua yang mendengarkan penjelasan itu, agar menyampaikannya kepada masyarakat. Sebab menurut Edy, berkembang isu bahwa Bandara Kualanamu mau dijual.
"Saya minta semua dengarkan omongan beliau. Ramai katanya (bandara) Kualanamu dijual sama India. Saya pun tak tau. Jadi langsung saja ke sumber yang utama," katanya.
Setelah penjelasan Haris itu, Edy meminta agar jangan lagi dikembang-kembangkan isu tersebut sehingga rakyat hilang kepercayaan dengan pemimpinnya.
Ia pun sempat menyebut istilah ulok. Ulok dalam makna bahasa di Medan, dapat diartikan sebagai membesar-besarkan cerita dan cenderung bohong. "Di counter itu isu, tangkis. Kita kan terlalu pandai ulok. Dia lupa kalau kita raja ulok," pungkas Edy.