Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC - Amerika Serikat (AS) sedang menguji ketahanan satelit terhadap ancaman dari China dan Rusia bermil-mil di atas permukaan Bumi. Uji ketahanan ini digelar beberapa pekan setelah Rusia menembak jatuh sebuah satelit komunikasi yang sudah tidak berfungsi.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (14/12/2021), simulasi yang dibantu komputer ini mencakup potensi ditembak jatuhnya satelit-satelit pelacak rudal milik AS, gangguan satelit dan 'dampak-dampak' perang elektronik lainnya yang mungkin menjadi taktik dalam perang luar angkasa.
Satelit sungguhan tidak digunakan dalam simulasi ini.
Saat mengunjungi Pangkalan Pasukan Luar Angkasa Schriever di Colorado, Wakil Menteri Pertahanan AS, Kathleen Hicks, mengawasi simulasi latihan luar angkasa bernama 'Space Flag' yang digelar oleh militer AS.
Ini merupakan simulasi ke-13 yang telah digelar, dan simulasi ketiga yang melibatkan mitra-mitra seperti Inggris, Kanada dan Australia.
"Itu terjadi di ruangan-ruangan seperti itu ... orang-orang di tingkat yang relatif junior dalam banyak kasus. Berkolaborasi dan memikirkan tantangan dan berupaya mencari konsep yang tampaknya masuk akal dan membuang ide-ide yang tersesat," tutur Hicks kepada wartawan dalam perjalanan ke Hawaii.
Para pemimpin Pentagon atau Departemen Pertahanan AS tengah mengunjungi pangkalan-pangkalan AS sepanjang pekan ini, sementara rencana anggaran pemerintahan Presiden Joe Biden untuk tahun 2023 mulai terbentuk.
Pentagon berharap bisa mengalokasikan anggarannya untuk satuan militer yang bisa menangkal China dan Rusia.
Setelah Rusia sukses melakukan uji coba rudal anti-satelit bulan lalu, para pejabat AS meyakini bahwa ada kebutuhan yang meningkat untuk menjadikan jaringan satelit AS tahan dari serangan dan memanfaatkan peluang seperti 'Space Flag' untuk berlatih.
Satelit diketahui sangat penting untuk komunikasi militer, navigasi posisi global dan sistem waktu yang diperlukan jika terjadi perang.
Latihan perang luar angkasa yang berlangsung selama 10 hari ini berupaya mensimulasikan kemampuan canggih AS di luar angkasa. Latihan semacam ini melibatkan kelompok musuh yang bekerja untuk mensimulasikan sebuah negara agresor dengan kemampuan luar angkasa seperti Rusia atau China.
Rusia bukan negara pertama yang melakukan uji coba rudal anti-satelit di luar angkasa. AS melakukan uji coba rudal anti-satelit yang pertama tahun 1959 silam, ketika satelit masih langka dan tergolong baru. dtc