Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Gunungkidul. Pemeran film Ziarah, Ponco Sutiyem atau akrab disapa Mbah Ponco, wafat. Mbah Ponco yang masuk dalam nominasi ajang festival film ASEAN International Film Festival and Awards (AIFFA) 2017 ini meninggal usai sakit stroke selama 3 tahun.
"Benar bahwa simbah (Ponco) meninggal semalam (4/1/2022), kurang lebih jam 10 malam di rumahnya," kata Dukuh Pagerjuang, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen, Risdiyanto, kepada detikcom, Rabu (5/1/2022).
Menyoal penyebab meninggalnya Mbah Ponco, Risdiyanto menyebut karena sakit tua menahun. Bahkan, 20 hari sebelum meninggal di usia 105 tahun, Mbah Ponco sempat tidak mau makan.
"Simbah sakit stroke sudah sekitar 3 tahun, jadi sakit tua. Selain itu, 20 hari (sebelum meninggal) tidak mau makan dan minum," ujarnya.
Risdiyanto menambahkan, saat ini jenazah Mbah Ponco telah dikembumikan di tempat pemakaman setempat. Bahkan, Risdiyanto menyebut sutradara film Ziarah sempat menghadiri pemakaman tersebut.
"Untuk pemakamannya tadi selesai saat adzan zuhur, jenazah dimakamkan di tempat pemakaman Punthuk, Batusari. Sutradaranya (film Ziarah) tadi juga hadir di pemakaman," ucapnya.
detikcom sempat berbincang dengan Mbah Ponco sebelum meninggal. Saat ditemui di suatu sore, awan di Dusun Batusari, Desa Kampung, Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunungkidul tampak hitam pekat, pertanda hujan mau turun. Tapi kondisi itu tak menyurutkan Ponco Sutiyem, pemeran utama film Ziarah, membersihkan halaman rumahnya.
Tangan Mbah Ponco tampak cekatan, sigap mencabuti rerumputan di depan rumahnya. Baru setelah dihampiri, tangannya mulai berhenti menyiangi rumput. Lalu dia mempersilakan duduk di teras rumahnya.
"Iya, saya yang main film (Ziarah)," ujar Mbah Ponco pakai logat bahasa Jawa halus pada 7 Mei 2017.
Seingat Mbah Ponco, dalam memerankan Mbah Sri dalam film Ziarah, hanya menggambarkan masa awal kemerdekaan. Karena Mbah Ponco tidak hanya mengalami masa penjajahan, tapi juga saksi awal masa kemerdekaan. Sehingga dia mengaku tak kesulitan memerankan peran dalam film Ziarah.
"Seperti dongeng," urainya.
Seingat Mbah Ponco, film Ziarah menceritakan Mbah Sri (Ponco Sutiyem) bersama cucu laki-lakinya, tengah mencari Prawiro Sahid, suami Mbah Sri. Prawiro sendiri sebelumnya pamit ke Mbah Sri terjun perang pas Agresi Militer Belanda kedua, dan meninggal di medan perang.
Setelahnya Mbah Sri mencari makam suaminya sampai pelosok-pelosok DIY dan Klaten, Jawa Tengah. Tujuan Mbah Sri, agar kelak dia bisa dimakamkan di sebelah makam suaminya. "Makamnya didatangi di Ngawen 1 tempat, Gunung Wijil 3 tempat, Bayat 1 tempat, Klaten 1 tempat," paparnya.
Cara Mbah Sri mencari makam Prawiro memakai sejumlah cara, seperti pakai cara mistik menggunakan keris, untuk menunjukkan arah ke mana dia harus berjalan. Selain itu, Mbah Sri juga menanyai para veteran satu zaman, di mana tempat Prawiro dimakamkan. "Seingat saya waktu syutingnya 12 hari," urainya.
Setiap kali mencari makam Prawiro, Mbah Sri selalu membawa bunga. Bunga itu bakal ditaburkan, jika makam suaminya ketemu. Tapi jika belum ditemukan bunga itu, dia bawa pulang. "Akhirnya ketemu di Klaten," ulasnya. "Ada seseorang yang saya tanyai 'Apa ini keris pak Prawiro? dia jawab iya'," kenang Mbah Ponco.(dth)