Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Presiden Kazakhstan menyatakan tanggal 10 Januari sebagai Hari Berkabung Nasional. Deklarasi ini ditujukan untuk menghormati para korban yang kehilangan nyawa akibat protes besar-besaran yang terjadi di seantero negeri selama beberapa hari terakhir.
"Sehubungan dengan banyaknya korban jiwa akibat peristiwa tragis di sejumlah wilayah negara, Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev memutuskan untuk mendeklarasikan 10 Januari 2022 sebagai hari berkabung nasional," tulis juru bicara Presiden, Berik Uali di laman Facebook resminya, seperti dilansir dari kantor berita Anadolu Agency dan TASS, Minggu (9/1/2022).
Deklarasi soal Hari Berkabung Nasional juga akan dipublikasikan secara resmi di situs web Kepresidenan Akorda.
Diketahui selama seminggu terakhir, Kazakhstan sedang panas-panasnya. Sejumlah kerusuhan terjadi karena harga bahan bakar gas cair naik.
Kerusuhan diawali dengan aksi-aksi demonstrasi untuk memprotes kenaikan harga bahan bakar. Aksi kian panas setelah terbentuk gerakan luas melawan pemerintah Presdiden Tokayev dan mantan Presiden Nursultan Nazarbayev.
Dalam pernyataannya, Menteri Dalam Negeri mengatakan sejauh ini ada 4.266 orang yang ditahan, termasuk warga negara tetangga.
Sementara itu, setidaknya 18 petugas keamanan dan 26 pengunjuk rasa tewas selama kerusuhan.
Sebagai tanggapan, Tokayev mengumumkan keadaan darurat di ibu kota komersial Almaty dan wilayah Mangystau. Dua wilayah itu merupakan titik awal kerusuhan hingga menyebar ke seluruh negeri.
Kerusuhan yang terjadi kali ini adalah yang terburuk selama 30 tahun kemerdekaan Kazakhstan. Kerusuhan mendorong intervensi militer oleh Rusia.
Kementerian Luar Negeri mengatakan ada 2.500 tentara dari Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO) telah dikerahkan ke Kazakhstan. Pasukan ini milik Rusia, Belarus, Kirgistan, Tajikistan, dan Armenia.
Presiden Kazakhstan Beri Perintah Tembak Mati
Seperti dilansir AFP, Tokayev diketahui sempat memberikan perintah tembak di tempat terhadap orang-orang yang disebutnya sebagai 'bandit' dan 'teroris'. Tokayev juga memperingatkan bahwa mereka yang enggan menyerahkan diri akan 'dihancurkan'.
Tokayev sebelumnya menyalahkan sekelompok 'bandit' dan 'teroris' yang disebutnya memicu kerusuhan di Kazakhstan. Dalam pidato terbarunya, Tokayev menyebut bahwa sekitar 20.000 bandit telah menyerang kota terbesar Almaty, yang juga ibu kota finansial Kazakhstan, dan menghancurkan properti milik negara.
Diakui juga oleh Tokayev dalam pidatonya bahwa sebagai bagian dari operasi 'kontra-terorisme', dirinya telah memerintahkan badan-badan penegak hukum dan tentara Kazakhstan untuk 'menembak mati tanpa peringatan'.
"Para militan belum meletakkan senjata mereka, mereka terus melakukan kejahatan atau sedang mempersiapkannya. Pertempuran melawan mereka harus dilakukan sampai akhir. Siapa saja yang tidak menyerah akan dihancurkan," tegas Tokayev dalam pidato yang disiarkan televisi nasional pada Jumat (7/1) waktu setempat.
Tokayev juga menolak seruan untuk menggelar dialog dengan para demonstran yang terus menggelar unjuk rasa. Dia justru menyebut para demonstran sebagai 'penjahat' dan 'pembunuh'.(dtc)