Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batubara. Penyidik Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Batubara mulai mendalami kasus dugaan penggelapan dana terkait penyaluran beras bantuan sosial (Bansos) E-warung di Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara, Sumatra Utara.
Berdasarkan keterangan Irfan (terlapor) mengaku, mengutip uang dari E-warung atas instruksi dari inisial YS, dimana YS mengaku sebagai distributor beras E-warung. Tak hanya itu, atas perintah YS uang kutipan langsung ditransfer ke rekening YS.
"Mengutip uang dari E-warung atas instruksi lisan dari YS. Atas perintah YS juga, uang hasil kutipan ditransfer ke rekening YS," kata Irfan, seusai menjalani pemeriksaan di Satreskrim Polres Batubara, Rabu (19/1/2022).
Ia menuturkan, jumlah uang hasil kutipan dari E-warung sebesar Rp 200 juta. Seluruh uang tersebut disetor kepada YS secara bertahap.
"Pasrah aja dipanggil dan diperiksa Satreskrim Polres Batubara. Meski sedikitpun tidak menikmati hasil kutipan dari E-warung. Uang yang diterima dari E-warung langsung disetor ke rekening milik YS tanpa potongan sedikitpun," ujarnya.
Sebelumnya, merasa dirugikan terkait penyaluran beras bantuan sosial (Bansos) E-warung, Yaumul Jumadi, warga Desa Masjid Lama, Kecamatan Talawi, Kabupaten Batubara, melaporkan inisial I, yang mengaku sebagai koordinator E-warung di Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batubara.
Didampingi kuasa hukum, pada Jumat (24/12/2021), Yaumul Jumadi melaporkan inisial I, dengan Surat Tanda Terima Laporan Polisi, Nomor : STTLP/B/402/XII/2021/SPKT/POLRES BATUBARA/POLDA SUMATERA UTARA.
"Hari ini kita laporkan atas dugaan tindakan penipuan dan penggelapan dana. Kemarin saya menyuplai beras ke sana dari kilang, namun ia belum membayar uang itu. Kita sebagai perantara dari kilang untuk menyuplai beras ke E-warung," ungkapnya.
Yaumul mengaku, untuk di Kecamatan Sei Balai, dirinya mengalami kerugian hingga Rp 270 juta. Jadi, inisial I yang mengutip dana dari E-warung.
"Kalau di Kecamatan Sei Balai saja, itu sekitar 270-an juta. Tahunya bulan 10 ini, uang itu gak nyampek ke kilang. Saya menghubungi inisial I, kenapa belum disetor uangnya, jawabnya uda disetor di tempat lain. Saya pun bingung, kenapa disetor tempat lain," katanya.