Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kepala Angkatan Laut Jerman Kay-Achim Schönbach mengundurkan diri dari jabatannya usai membuat komentar kontroversial. Komentar kontroversial itu terkait Ukraina dan sosok Presiden Rusia Vladimir Putin.
Seperti dilansir BBC dan Reuters, Minggu (23/1/2022) Kay-Achim Schönbach disorot usai menyebut rencana serangan Rusia terhadap Ukraina adalah omong kosong. Dia juga meminta Barat untuk menghormati Presiden Putin.
Pernyataan Kepala AS Jerman Soal Putin-Krimea
Diketahui kepala AL tersebut jadi sorotan usai berkomentar di sebuah diskusi think-tank di India pada hari Jumat (21/1). Video tentang komentarnya itu dipublikasikan ke media sosial.
Dalam video tersebut, Schönbach mengatakan Putin perlu diperlakukan sama. Dia mengatakan Putin pantas dihormati oleh Barat.
"Sangat mudah untuk memberinya rasa hormat yang benar-benar dia tuntut - dan mungkin juga pantas mendapatkannya," katanya seraya menyebut Rusia sebagai negara penting.
Dia menambahkan bahwa semenanjung Krimea, yang dicaplok Rusia pada 2014, "hilang dan tidak akan bisa direbut kembali" oleh Ukraina. Pernyataan tersebut bertentangan dengan kesepakatan negara-negara Barat bahwa pencaplokan Rusia terhadap Semenanjung Krimea tidak dapat diterima dan harus dikembalikan.
Pernyataan Schönbach itu dikecam oleh Kementerian Pertahanan Jerman. Disebutkan komentar itu tak mencerminkan sikap Jerman.
Kepala AL Jerman Mundur dan Meminta Maaf
Pengunduran diri Schönbach disampaikan pada Sabtu (22/1) waktu setempat. Ia mengundurkan diri dari jabatannya "dengan segera" untuk "mencegah kerusakan lebih lanjut".
"Saya telah meminta Menteri Pertahanan Christine Lambrecht membebaskan saya dari tugas sesegera mungkin. Menteri telah menerima permintaan saya," katanya.
Dia juga meminta maaf atas komentarnya tersebut.
"Pernyataan gegabah saya di India, semakin membebani kantor saya. Saya menganggap langkah ini diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut pada Angkatan Laut Jerman, pasukan Jerman dan khususnya republik Federal Jerman," imbuhnya.
Tanggapan Ukraina
Menanggapi komentar Schönbach, Kementerian Luar Negeri Ukraina menggambarkannya sebagai hal yang "sangat tidak dapat diterima".
Kementerian Luar Negeri Ukraina telah meminta Jerman untuk secara terbuka menolak komentar Kepala Angkatan Laut itu. Dalam sebuah pernyataan, Ukraina mengatakan komentar Schoenbach dapat mengganggu upaya Barat untuk meredakan situasi.
"Ukraina berterima kasih kepada Jerman atas dukungan yang telah diberikannya sejak 2014, serta atas upaya diplomatik untuk menyelesaikan konflik bersenjata Rusia-Ukraina. Tetapi pernyataan Jerman saat ini mengecewakan dan bertentangan dengan dukungan dan upaya itu," kata Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam sebuah Tweet.
Kepala NATO telah memperingatkan ada risiko nyata konflik baru di Eropa setelah sekitar 100.000 tentara Rusia berkumpul di perbatasan.
Sekitar 90 ton "bantuan mematikan" AS telah tiba di Ukraina, di tengah ketegangan atas penambahan pasukan Rusia di perbatasan.
Inggris mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka mengirim senjata pertahanan dan pasukan tambahan untuk pelatihan. Beberapa anggota NATO lainnya mengirim material militer atau mengerahkan pasukan.
Jerman telah menolak untuk mengirim senjata, namun menawarkan untuk mengirim Ukraina sebuah rumah sakit lapangan. Penolakan itu secara tidak langsung memblokir upaya Estonia untuk mengirim senjata asal Jerman ke Ukraina.
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht mengatakan kepada surat kabar Welt am Sonntag bahwa Berlin telah mengirimkan respirator ke Ukraina dan tentara Ukraina yang terluka parah dirawat di rumah sakit militer Jerman.
Ukraina mengecam tanggapan Jerman, menuduh Berlin merusak persatuan Barat dengan menolak mentransfer senjata ke Ukraina atau mengizinkan beberapa sekutunya melakukannya.
Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan dalam serangkaian posting di Twitter bahwa sikap Jerman mendorong Putin untuk melancarkan serangan.(dtc)