Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
PERAYAAN Tahun Baru Imlek 2573 di tahun 2022 ini jatuh pada Selasa (1/2/2022). Bagi masyarakat Tionghoa, biasanya ada berbagai macam tradisi yang dilakukan untuk menyambut hari raya suku Tionghoa tersebut. Salah satunya adalah tradisi pembagian angpao (bungkusan merah).
Angpao merupakan amplop berwarna merah berisi uang yang biasanya dibagikan kepada anak-anak ataupun seseorang yang belum menikah. Angpao identik dengan bungkus warna merah, yang ternyata memiliki makna tersendiri.
Warna merah pada angpao diartikan sebagai kebahagiaan, rasa semangat, dan energi positif bagi para penerimanya, sehingga dengan makna tersebut diharapkan pula bahwa penerima angpao mendapatkan keberuntungan dan nasib baik sepanjang tahun.
Selain keberuntungan, angpao juga sering dipercaya sebagai penarik jodoh. Maka itu, penerima angpao biasanya orang yang belum menikah. Yang sudah menikah akan memberikan angpao kepada yang belum menikah dan didoakan agar cepat dapat jodoh.
BACA JUGA: Imlek: Perayaan Keagamaan Atau Budaya?
Seseorang yang wajib memberikan angpao adalah orang yang sudah menikah, sebab pernikahan dinilai sebagai batas antara usia anak-anak dan dewasa. Orang yang belum menikah biasanya dilarang untuk memberikan angpao.
Tradisi pemberian angpao juga dilakukan pada acara-acara suku Tionghoa lainnya, seperti pada saat memberikan angpao saat menghadiri upacara pernikahan atau pesta ulang tahun orang tua. Angpao juga dihadirkan saat sedang mengunjungi bayi yang baru lahir.
Konon ceritanya, angpao berasal dari masa Dinasti Qin pada tahun 221 SM hingga 206 M yang dulunya disebut Ya Sui Qian yang berarti menekan uang Sui (setan).
Dahulu kala ada monster yang dikenal sebagai Sui muncul di Malam Tahun Baru dengan tujuan menyakiti anak-anak. Seorang anak tidur yang disentuh oleh monster ini akan mengalami demam dan menjadi idiot.
Namun ketika orang tua mereka berdoa dengan tulus, Tuhan mengirim delapan penjaga yang menyamar sebagai koin untuk melindungi mereka.
Jadi orang-orang memasang delapan koin pada tali merah dan meletakkannya di bawah bantal anak-anak. Ini menjadi kebiasaan tahunan dan monster Sui tidak lagi mendekat.
Seiring berjalannya waktu, koin digantikan dengan uang kertas dan benang digantikan amplop yang hingga saat ini disebut sebagai angpao. (Tulisan kiriman dari Sandy, seorang wiraswasta, tinggal di Kota Tebing Tinggi).