Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara (Sumut) mencatat, di bulan Januari 2022, Sumut inflasi 1,03%. Inflasi Januari terutama dipicu kenaikan harga daging ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng. Komoditas lainnya ya know rokok kretek filter, tomat, ikan tongkol/ikan ambu-ambu dan angkutan udara. Sememtara komoditas yang mengalami penurunan harga, yakni cabai merah, buah naga, teh, cabai hijau, air kemasan, biaya administrasi transfer uang, dan ikan nila.
Koordinator Fungsi Statistik BPS Provinsi Sumut, Dinar Butar-butar, mengatakan, seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga yang mencapai 1,53%, disusul Kota Medan sebesar 1,04%, kemudian Kota Penatangsiantar sebesar 0,96%. "Sementara Kota Gunung Sitoli inflasi 0,93% dan Padangsidimpuan inflasi sebesar 0,90%," katanya, dalam pemaparan inflasi secara virtual, Rabu (2/2/2022).
Dinar mengatakan, inflasi Januari 2022 menyebabkan inflasi tahun ke tahun (Januari 2022 terhadapn Januari 2021) masing-masing kota yakni Sibolga inflasi 2,66%, Pematangsiantar inflasi 1,94%, Medan inflasi 2,36%, Padangsidimpuan inflasi 2,02% dan Gunung Sitoli inflasi 0,39%. Dengan demikian, inflasi tahun ke tahun gabungan 5 kota IHK di Sumut sebesar 2,30%.
Untuk inflasi Januari 2022, terjadi karena adanya kenaikan harga dari tujuh kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,57%, kemudian kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,14%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,90%, kelompok transportasi sebesar 0,52%, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,02%. "Kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran yang naik sebesar 0,42% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,74% juga ikut menyumbang inflasi," kata Dinar.
Sementara itu, kelompok yang mengalami penurunan harga yakni pakaian dan alas kaki sebesar 0,04%, serta kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,12%. Dua kelompok pengeluaran lainnya tidak mengalami perubahan indeks, yaitu kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan.
Berdasarkan data BPS, dari 24 kota IHK di Pulau Sumatera, seluruh kota tercatat inflasi. Inflasi tertinggi di Sibolga sebesar 1,53% dengan IHK sebesar 109,81 dan terendah di Bandar Lampung dan Tanjung Pinang sebesar 0,38% dengan IHK masing-masing sebesar 109,04 dan 106,10.