Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Lembaga pemeringkat Rusia (Analytical Credit Rating Agency/ACRA) memperkirakan sejumlah bank Rusia mengimpor uang sebesar US$ 5 miliar atau Rp 71,5 triliun (kurs Rp 14.300) pada Desember 2021. Langkah ini dilakukan sebagai pencegahan terhadap sanksi yang bisa memicu kenaikan permintaan.
Dolar Amerika Serikat (AS) mendominasi mata uang asing yang diboyong ke Rusia. Banyak orang Rusia yang menjadikan dolar AS sebagai alat lindung nilai terhadap pelemahan rubel atau gejolak inflasi.
Direktur Senior ACRA Valery Piven mengungkapkan berdasarkan laporan teknis yang diserahkan bank ke bank sentral Rusia setiap bulannya, menunjukkan mereka juga telah mengimpor US$ 2,1 miliar atau Rp 30 triliun pada November 2021.
Selanjutnya, diketahui bahwa bank rajin mengimpor mata uang asing secara tunai karena memenuhi permintaan pihak yang khawatir akan kejadian tidak terduga di kemudian hari.
"Rasio aset dan kewajiban valas yang dimiliki oleh bank diatur oleh bank sentral dan (saat ini) tidak menimbulkan kekhawatiran. Peningkatan impor (valas) lebih terkait dengan kemungkinan lonjakan permintaan mata uang tunai," kata Piven.
Impor mata uang asing yang dilakukan Rusia ternyata naik dari tahun sebelumnya yang senilai US$ 2,65 miliar atau setara Rp 37,8 triliun.
Bank sentral Rusia enggan berkomentar. Namun, bank-bank di Rusia rutin memboyong mata uang asing secara tunai memenuhi permintaan dolar AS hingga euro untuk perjalanan ke luar negeri atau jika terjadi keadaan yang tidak terduga.(dtf)