Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT Kereta Api Indonesia (Persero) menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Pertamina NRE tentang Pengembangan Energi Baru & Terbarukan di Aset KAI. Kerja sama tersebut sebagai upaya untuk mendukung program pemerintah dalam menyambut Presidensi G20 Indonesia terkait transisi energi berkelanjutan.
Penandatanganan tersebut dilakukan oleh Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo dan Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro di Stasiun Gambir, Jakarta.
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan kerja sama ini merupakan bagian langkah awal transisi energi menuju Energi Baru Terbarukan (EBT) salah satunya dengan penerapan teknologi on grid system maupun hidrogen di lingkungan KAI. Kerja sama ini mencakup pengembangan studi kelayakan dan potensi penerapan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Komitmen KAI dalam implementasi Environmental, Social & Governance (ESG) Management semakin terlihat nyata, dengan mendukung program pemerintah serta turut andil dalam mengurangi emisi gas rumah kaca 29% pada 2030 maupun Net Zero Emission di tahun 2060," kata Didiek Hartantyo dalam keterangan tertulis, Kamis (10/3/2022).
Untuk memanfaatkan EBT, nantinya KAI akan memasang rooftop solar panel on grid di stasiun kereta dan sejumlah bangunan miliki KAI. Didiek menjelaskan pihaknya menargetkan sudah ada 2 pilot project PLTS telah beroperasi di lingkungan KAI pada tahun ini. KAI juga berencana akan melakukan hal serupa di tahun-tahun mendatang.
"Saat ini, pemasangan PLTS telah dilakukan di Stasiun Batang dengan kapasitas sebesar 6 kWp dan di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp. KAI akan terus menambah jumlah bangunan yang dipasang PLTS dalam mendukung penggunaan green energy," tambah Didiek Hartantyo.
Langkah lain yang telah dilakukan oleh KAI yakni dengan melakukan pemetaan terhadap potensi energi PLTS di 70 stasiun sebesar 2,75 MWh/tahun. Dengan begitu maka potensi untuk mengurangi karbon dioksida akan semakin besar hingga 179.459.810,6 kg CO2/tahun.
Upaya lainnya yang dijalankan oleh KAI melalui memanfaatkan sirkulasi udara alami dan menggunakan penerangan hemat energi di stasiun. Serta melakukan penghijauan sebanyak 56.000 pohon di wilayah operasi KAI.
"Dengan pengimplementasian ESG di KAI maka akan tercipta bisnis yang sifatnya sustain. Dengan demikian, keberlangsungan industri perkeretaapian juga bisa kita jaga dengan sebaik-baiknya," jelasnya.
Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro menyambut baik upaya KAI untuk menerapkan EBT.
"Ini adalah langkah pertama yang strategis untuk melakukan dekarbonisasi. Untuk saat ini potensi paling besar adalah penyediaan PLTS. Ke depan potensi lain yang bisa dikerjasamakan antara Pertamina NRE dan KAI adalah pemanfaatan hidrogen, yang saat ini sedang kami kembangkan, untuk kereta api," kata Dannif.
Dannif menjelaskan, sepanjang 2021 lalu, Pertamina NRE telah memasang sejumlah PLTS di berbagai daerah seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2 MWp, PLTS RU IV Cilacap berkapasitas 1,34 MWp, dan PLTS RU II Dumai berkapasitas 2 MWp.
Pertamina NRE juga telah menyediakan PLTS Atap di 129 titik SPBU Pertamina, sehingga total yang telah menggunakan PLTS Atap saat ini mencapai 141 SPBU. Langkah ini merupakan upaya Pertamina untuk mencapai target net zero emission di tahun 2060 mendatang.(dtf)