Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - Nama Nadia Tjoa tengah menjadi perbincangan publik. Itu terjadi karena dirinya berhasil meraih gelar Miss Face of Humanity 2022.
Nadia terpilih sebagai Miss Face of Humanity 2022 dalam grand final yang digelar di Metro Convention Center, Toronto, Kanada, 2 April 2022.
Nadia menjelaskan rasa bangganya karena dapat meraib gelar Miss Face of Humanity 2022. Nadia berkompetisi di sana semata-mata demi membawa nama baik Indonesia.
"Saya merasa sangat bangga dan bahagia. Ini sungguh di luar dugaan saya bisa menjadi pemenang dari Miss face of Humanity," ujar Nadia Tjoa dalam keterangan pers yang diterima detikcom, Jumat (8/4/2022).
"Saya datang dan berusaha melakukan yang terbaik untuk Indonesia. Saya ingin dunia tahu tentang Indonesia dan ingin menjadikan perempuan Indonesia diakui oleh dunia," tutur Nadia.
Ivan Gunawan selaku mentor sekaligus National Director dari Yayasan Dunia Mega Bintang adalah orang yang memilih dan memberangkatkan Nadia ke ajang Miss Face Of Humanity.
Ivan Gunawan mengaku sangat bangga dengan pencapaian yang telah diraih oleh anak didiknya itu.
"Saya sangat bangga dan bahagia atas kemenangan Nadia sebagai Miss Face of Humanity 2022. Setelah melewati 1,5 tahun untuk training dan akhirnya berangkat ke Toronto, Kanada. Akhirnya Nadia berhasil membawa kemenangan dan kebanggaan bagi Indonesia," ujar Ivan Gunawan.
Sebelum berangkat ke Toronto, Ivan Gunawan dan Yayasan Dunia Mega Bintang memang telah menyiapkan Nadia Tjoa dengan sejumlah pelatihan. Salah satunya pelatihan di bidang sosial kemanusiaan.
Ivan Gunawan menjelaskan, selama ini Nadia Tjoa juga aktif menjadi pengajar sukarelawan untuk anak-anak pengungsi di Indonesia.
"Dari dulu Nadia ini sudah menjadi tenaga pengajar freelance di refugee camp di Jakarta. Tapi karena pandemic kegiatannya sempat berhenti lalu dilanjutkan lagi kemarin," jelasnya.
"Kita sempat ke refugee camp di puncak, lalu berbagi kepada anak-anak yang tinggal di pinggir rel dan di bawah jembatan. Hal ini untuk mengedukasi mereka bahwa, 'it's okay to have a dream, dan harus bisa mencapainya', dan menyememangati mereka untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik," sambung Ivan Gunawan. dtc