Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Perusahaan makanan dan minuman terbesar di dunia, Nestlé menaikkan harga lebih dari 5% dalam tiga bulan pertama tahun ini. Dijelaskan dalam laporan pendapatan kuartal pertama perusahaan, konsumen di Amerika Utara yang paling terpukul dengan kenaikan harga sebesar 8,5%.
Menyadur CNN, Jumat (22/4/2022), Amerika Latin mengalami kenaikan terbesar kedua dengan harga produk Nestlé naik 7,7%.
CEO Nestlé Mark Schneider mengisyaratkan bahwa akan segera terjadi peningkatan harga yang lebih banyak.
"Kami (telah) meningkatkan harga dengan cara yang bertanggung jawab dan melihat permintaan konsumen yang berkelanjutan," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Inflasi biaya terus meningkat tajam, yang akan membutuhkan penetapan harga lebih lanjut dan tindakan mitigasi selama tahun ini," sambungnya.
Inflasi global melonjak, dan inflasi harga konsumen di Amerika Serikat mencapai 8,5% di bulan Maret, tertinggi dalam 40 tahun. Sedangkan di Eropa mencapai 7,5%, level tertinggi sejak Uni Eropa mulai mengumpulkan data sekitar 25 tahun yang lalu.
Harga barang-barang yang keluar dari pabrik-pabrik Jerman yang masuk ke dalam harga eceran naik 30% di bulan Maret dibandingkan bulan yang sama tahun lalu. Itu peningkatan terbesar dalam 73 tahun.
Energi telah menjadi pendorong terbesar di balik inflasi, tetapi harga pangan global juga meroket.
Nestlé melaporkan peningkatan total penjualan sebesar 5,4% selama kuartal tersebut, dan mengharapkan penjualan tumbuh sebesar 5% untuk setahun penuh. Merek seperti Purina PetCare, Nescafé dan KitKat adalah beberapa kontributor terbesar untuk pertumbuhan kuartal pertama.
Tetapi biaya yang lebih tinggi dapat menyeret keuntungan. Perusahaan memperkirakan margin laba yang mendasarinya tahun ini antara 17% dan 17,5%, dibandingkan dengan 17,4% pada tahun 2021.
Harga pangan global mencapai level tertinggi pada rekor awal tahun ini karena pandemi, cuaca buruk, dan pertanian yang terganggu mengancam ketahanan pangan bagi jutaan orang.
Invasi Rusia ke Ukraina hanya memperburuk situasi, mendorong harga barang-barang pokok seperti gandum dan minyak sayur.(dtf)