Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Belawan. Kopi berbahan dasar mangrove diproduksi oleh Wibi Nugroho, Pemenang I Tingkat Nasional Wana Lestari, kategori kader konservasi alam tahun 2019. Pria yang bekerja sebagai penanam mangrove di Danau Siombak, Kelurahan Payapasir, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan ini menyulap mahkota buah mangrove dari jenis rhizopora sp menjadi bubuk kopi dengan cita rasa yang khas.
Ketika ditemui medanbisnisdaily.com, Senin (23/5/2022), uji coba kopi berbahan dasar mahkota buah mangrove sudah dilakukannya sejak setahun lalu. Wibi mencoba menciptakan sebuah produk dari mangrove yang belum ada di Sumatera Utara.
"Uji pertama bulan Februari 2021, tapi belum berhasil. Lalu saya ceritakan kepada Kapolres Langkat, AKBP Danu Pamungkas Totok.
Ternyata, Kapolres Langkat menyambut hangat gagasan itu dan memberikan saran agar kopi berbahan mahkota mangrove mempunyai produk-produk lain dan tetap menjaga kelestarian lingkungan, sehingga tidak merusak pertumbuhan mangrove itu sendiri. Tidak hanya memberikan saran, AKBP Danu Pamungkas Totok juga menyediakan dana untuk membuat produk kopi mangrove. Alhamdulillah berhasil, ini tidak akan terwujud jika tanpa saran dan arahan dari beliau," ujar ayah tiga orang anak tersebut.
Wibi yang juga pendiri Rumah Baca Merah Putih mengaku, kopi mangrove memiliki sejumlah khasiat bagi tubuh manusia. Manfaatnya telah dirasakan dirinya sendiri setelah mengkonsumsi kopi berbahan dasar mahkota mangrove tersebut.
"Manfaat kopi mangrove yang saya tahu dan saya rasakan, ketika habis meminumnya terasa hangat dan lancar buang angin. Saya juga merasakan pegal-pegal dan rasa nyeri sendi di tubuh hilang, kopi mangrove bisa juga digunakan untuk menambah vitalitas pria," ujar Wibi.
Soal pemasaran dan pengembangan, Wibi sempat mengikutsertakan produk tersebut di Pameran Nasional Marine & Aqulture pada Maret 2022 lalu. "Kemarin hanya ikut pameran nasional kopi mangrove. Belum ada pemasaran secara luas. Kopi mangrove saya jual 250 gram dengan harga Rp 70.000. Namun belum dikerjakan secara rutin dan berkelanjutan," sebut Wibi.
Dikatakannya, ada beberapa kendala terkait dengan pemasaran dan pengembangannya. Selain butuh modal, Wibi berharap, ada yang bisa membantu untuk mendapat uji laboratorium dan BPOM, sehingga bisa diproduksi dengan baik. "Semoga ada pihak-pihak lain yang membantu pengembangan kopi mangrove ini," harap Wibi.