Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Airbnb akan menutup bisnisnya di Cina. Itu setelah adanya kebijakan lockdown selama dua tahun dan tidak ada tanda-tanda akan berakhir.
Dikutip dari CNN, Sabtu (28/8/2022), menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut, Airbnb membuat keputusan itu atas dasar penurunan bisnis di ekonomi terbesar kedua di dunia.
Kendala operasi yang mahal dan kompleks yang diperburuk oleh Covid-19 menjadi masalah berikutnya. Mulai musim panas ini, Airbnb akan menghapus daftar dan penawarannya untuk pengalaman yang dipajang di Cina.
Menurut sumber itu, Airbnb tidak akan menghentikan operasinya di negara itu sepenuhnya. Perusahaan akan terus memiliki kantor di Beijing dengan ratusan karyawan yang akan fokus pada turis mancanegara dan proyek global.
Perusahaan multinasional yang berada di Cina mengalami perlambatan karena menjadi salah satu tempat terakhir di Bumi yang mengimplementasi kebijakan nol Covid.
Dalam beberapa pekan terakhir, puluhan kota di Cina daratan telah dikunci karena otoritas lokal bekerja untuk membasmi virus Corona.
Pendekatan tersebut telah merusak perekonomian dan mengganggu hampir semua lini bisnis utama, dari Big Tech hingga barang konsumsi. Merek internasional, dari Apple hingga Estee Lauder begitu merasakan dampak finansial akibat kebijakan tersebut.
Airbnb diluncurkan di Cina pada 2016. Seperti industri lainnya, perjalanan keluar oleh pelanggan Cina, sebagian besar destinasi di sekitar kawasan Asia Pasifik, merupakan peluang besar bagi perusahaan.
Itu karena Cina secara historis merupakan pasar terbesar di dunia untuk pariwisata. Warganya merupakan pengunjung dengan pembelanjaan terbesar secara global, menurut Organisasi Pariwisata Dunia.
Tetapi sejak pandemi, Cina mengalami penurunan lalu lintas, dan juga ditutup untuk sebagian besar turis internasional. Sumber itu mengatakan bahwa mereka mengharapkan turis asing untuk pulih setelah negara membuka penuh perbatasannya.
Sementara itu, bisnis domestik Airbnb, yang menampung sekitar 25 juta tamu sejak 2016, hanya menghasilkan 1% dari pendapatan perusahaan selama beberapa tahun terakhir, tambah orang tersebut.(dtt)