Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, bergerak hingga ke Provinsi Sumatera Utara, 5-6 Juni 2022, untuk menyosialisasikan Forum Pertemuan G20 tahun 2022.
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Teuku Faizashyah, mengatakan sangat butuh dukungan dari seluruh masyarakat Sumut dan Indonesia pada umumnya demi suksesnya penyelenggaraan Forum G20 Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Indonesia terpilih menjadi Presidensi G20 tahun 2022 meneruskan tonggak estafet dari Presidensi G20 Roma, Italia tahun 2021. Nantinya puncak Forum G20 digelar di Nusa Dua Bali, 15-16 November mendatang.
Ia menjelaskan G20 (Group of Twenty) adalah forum kerja sama multilateral dari 19 negara utama dan Uni Eropa. Anggota G20 yakni Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, China, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Turki, dan Uni Eropa.
Sebagai Presidensi G20, kata Teuku Faizashyah, Indonesia mengusung semangat bangkit bersama (recovery together) dalam kerangka pembangunan inklusif dan berkelanjutan.
Indonesia memusatkan arah dan tujuan G20 pada 3 sektor prioritas, yakni arsitektur kesehatan global, transformasi digital dan transisi energi.
Oleh dunia internasional, kata Teuku Faizashyah, Indonesia dinilai memainkan peran penting dalam penanganan kesehatan seperti pandemi, berkembangnya transformasi digital lewat bisnis UKM berbasis informasi teknologi dan komitmen pengurangan emisi gas rumah kaca di sisi energi.
Tiga sektor prioritas tersebut, menurut Teuku Faizashyah, telah juga mewakili kebutuhan negara-negara berkembang, serta menentukan arah perkembangan dunia ke depan yang saling mengikat.
"Ini uniknya Presidensi G20 Indonesia, karena kita dalam tiga sektor priorias, telah juga mewakili kepentingan negara-negara berkembang. Karena itu jugalah, negara-negara berkembang mendukung Indonesia dalam keketuaan G20 tahun ini," ujarnya.
Sehingga karena Forum G20 di Indonesia ini sangat penting, ujar Teuku Faizashyah lebih lanjut, maka sangat membutuhkan dukungan nyata dari seluruh masyarakat di tanah air.
"Dan butuh waktu 19 tahun lagi bagi Indonesia menjadi tuan rumah kali kedua. Jadi momen ini harus benar-benar kita manfaatkan untuk mendukung arah pembangunan nasional" ujar Teuku Faizashyah dalam acara media gathering di Medan, Senin (06/06/2022) sore.
Kemudian Staf Ahli Hubungan Antar Lembaga Kemenlu RI, Muhsin Syihab, menambahkan, sebagian rangkaian agenda penting G20 telah mulai dan akan terlaksana.
Muhsin Syihab mengatakan ada total 438 pertemuan resmi dan pertemuan pendukung dalam Presidensi G20 Indonesia. Dari total itu, 97 pertemuan resmi telah terlaksana.
Karena itu, para kelompok kerja di bawah sherpa track G20, terus bekerja merumuskan dan mematangkan sektor-sektor prioritas sebelum nantinya dituangkan dalam keputusan pada pertemuan puncak di Nusa Dua Bali, November mendatang.
Dikatakannya, hasil dari Forum G20 ini memang tidak langsung bisa kita rasakan. Namun jangan salah, pembahasan G20 ini menjadi fondasi dan solusi dalam mengatasi dan pemulihan permasalahan (krisis) global, yang semuanya bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Lalu mengapa G20 mempengaruhi kebijakan dunia, tambah Muhsin Syihab, adalah karena negara-negara anggota G20, jelas Syihab, mewakili 80% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), 75% perdagangan global dan 60% populasi dunia.
Sebelumnya, Direktur Informasi Publik Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Yusron B Ambary, mengatakan rangkaian sosialisasi kepada publik Sumut, 5-6 Juni 2022 yang diikuti para santri muda dari berbagai pondok pesantren di Sumut.
Kemudian kepada para mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Sumut. "Dan hari ini kita media gathering dengan teman-teman jurnalis media cetak, media online dan media elektronik. Tujuan kita agar kita semua, masyarakat Sumut, mendukung Forum G20 ini," pungkas Yusron.