Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Serdang Bedagai. Pembanguan dam penahan air asin yang terletak di Dusun I, Desa Pematang Kuala, Kecamatan Teluk Mengkudu, Serdang Bedagai (Sergai), Sumatra Utara baru 6 bulan selesai dikerjakan namun sudah rusak dan nyaris tak berfungsi.
Dari penelusuran, Senin (11/7) di lokasi bangunan bendungan yang dibangun dengan menggunakan dana APBD Kabupaten Serdang Bedagai TA 2021 bernilai Rp 3.151.265.000, yang dikerjakan oleh PT DBS tersebut, terlihat pintu bendungan yang terbuat dari fiber berwarna oranye sudah rusak dan bocor, sehingga bila air pasang laut naik, maka air asin masuk, demikian juga bangunan dam ditemukan sudah retak-retak.
Padahal tujuan di bangun dam tersebut berfungsi sebagai kontrol penahan air pasang laut yang asin, agar tidak mengalir ke sungai dan masuk ke areal persawahan warga yang akan merusak tanaman padi.
Sebelumnya, Maju Butar-butar, salah seorang pengurus kelompok tani, harusnya penerima manfaat dari pembangunan dam ini malah menyebutkan, bangunan itersebut asal-asalan dikerjakan.
"Ada 3 kelemahan yang saya perhatikan dari bangunan ini, yakni pertama benteng dam terlalu rendah dibandingkan dengan air pasang laut, akibatnya air asin bisa lewat bila pasang air berada di puncaknya. Kedua, tanggul kurang lebar, akibatnya dari kanan kiri kemungkinan rembesan air pasang juga bisa masuk dan ketiga, saat benteng dikerjakan tidak melewati tahapan pemadatan yang optimal, akibatnya saat air pasang,maka rembesan air asin masuk melalui rongga yang tidak padat," ujarnya.
Masih sambung Butar-butar, mungkin pengerjaannya kemarin tidak bersih dan banyak sampah batangan kelapa dan batang kelapa sawit yang ditimbun dengan tanah, akhirnya membusuk dan membuat rongga di benteng.
Menanggapi hal itu, Kabid PSDA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Serdang Bedagai, Chairu Vyatra ST ketika ditanya melalui selularnya, Selasa (12/7/2022) membenarkan adanya kerusakan pada bendungan yang baru selesai dibangun tersebut.
"Ya, masa perawatannya sudah habis pada bulan Juni lalu, namun pihak rekanan atau penyedia sudah memesan dan membeli fibernya dari Bandung, sudah sampai fibernya itu dan itu mau diganti oleh penyedia, namun tunggu dulu di musim tanam kata penyedia," ujarnya.
Kata Chairu, pintunya dari Bandung."Kita bilang fibernya harus yang asli supaya tidak rusak lagi. Memang itu ada garansinya, maka penyedia atau rekanan berkewajiban untuk mengganti pintu fiber dan sekaligus bendungan yang rusak," paparnya.
Pembangunan bendungan ini dilakukan Pemkab Sergai seiring program pencetakan sawah baru dengan mengaktifkan lahan tidur yang selama ini tergenang air asin dari laut. Dengan membangun bendungan tersebut, diperkirakan akan terbantu 18 kelompok petani yang ada di 2 desa, yaitu Pematang Kuala dan Bogak Besar di Kecamatan Teluk Mengkudu, guna mengairi areal sawah baru serta menahan pasang air laut untuk tidak masuk ke sawah, ujarnya.
Disinggung apakah pembayaran proyek tersebut sudah lunas dan diperiksa BPK, Chairu mengatakan belum lunas. "Masih ada biaya pemeliharaan yang kami tahan," tandasnya.