Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Kalangan pelaku usaha yang mengangkut barang dari dan ke Pelabuhan Utama Belawan (Sumatera Utara) mengeluhkan kedalaman air pada alur masuk dermaga bongkar muat yang relatif dangkal.
Sebab, hal tersebut membuat kapal- kapal barang yang mengangkut barang bertonase besar terhambat untuk merapat (sandar) ke dermaga bongkar muat.
Keluhan para pengusaha yang bergerak di bidang angkutan barang melalui laut itu diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (AlFI) Sumut Surianto SH kepada wartawan di Medan, Rabu (17/4/2024).
Surianto menyebutkan, kedalaman alur laut yang saat ini berkisar sembilan meter membuat kapal-kapal pengangkut barang bertonase besar yang lazim sandar di pelabuhan lain seperti Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya) bahkan seperti di Singapura terhalang merapat ke dermaga bongkar muat di Pelabuhan Utama Belawan .
Pada gilirannya, sambung politisi Partai Gerindra itu, terhambatnya kapal bertonase besar untuk masuk ke Pelabuhan Belawan membuat produktivitas pelabuhan menjadi rendah atau tidak optimal.
Terbatasnya kapal bertonase besar yang merapat tentu sangat merugikan, bahkan membuat ongkos angkut menjadi relatif lebih mahal.
"Kalau barang yang diangkut lebih banyak tentu biaya (cost) angkut per unit barang akan menjadi lebih murah," kata Surianto.
Menurut Surianto yang sudah puluhan tahun menekuni usaha angkutan barang di Pelabuhan Belawan, supaya kapal bertonase lebih besar bisa masuk ke Pelabuhan Belawan maka kedalam alur minimal di atas 10 meter.
Disebutkannya, sedimentasi yang tinggi di Kawasan Pantai Timur Sumatera termasuk di Pelabuhan Belawan, membuat proses pendangkalan pada alur pelabuhan berlangsung relatif cepat.
Hal tersebut, katanya, membuat beban badan usaha penyelenggara (BUP) pelabuhan dalam hal ini PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) untuk mengeruk alur menjadi relatif besar (mahal).
"Barangkali hal ini lah salah satu faktor yang menghambat PT Pelindo untuk secara konsisten melakukan kegiatan pengerukan alur m sepanjang tahun," katanya.
Dalam upaya melakukan pengerukan alur untuk menjaga (memelihara) konsistensi kedaam alur, Surianto mengajak pihak penyelenggara badan usaha pelabuhan untuk duduk bersama mbahas dan mencari solusinya.
Salah satunya, Surianto menawarkan, jika memungkinkan pemeliharaan alur dilakukan berkolaborasi antara antara BUP dengan pelaku usaha. "Sebab, masuknya kapal bertonase lebih besar ke dermaga Pelabuhan Belawan merupakan peluang bisnis bagi dunia usaha," katanya.