Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Laguboti. Aliran kepercayaan, Parmalim, menggelar upacara ritual Pameleon Bolon Sipaha Lima (upacara syukuran menyambut masa panen) di Huta Tinggi, Desa Pardomuan Nauli, Kecamatan Laguboti, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. Kegiatan itu mendapat pengawalan ketat aparat kemanan dari Polres Toba, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Plt Kasat Pol PP Pemkab Toba, Harianto Butarbutar, mengatakan, membenarkan Upacara Ritual Sipaha Lima Parmalim di Huta Tinggi, Kecamatan Laguboti mendapat pengamanan secara khusus dari Pol PP bersama Polres dan TNI dengan tujuan bagaiman upacara berjalan dengan sukses dan baik.
"Karena adanya dualisme kepemimpinan di Jemaah Parmalim tentu bagaimana ibadah bisa berjalan baik pemerintah memberikan pengamanan," ujar Harianto Butarbutar, Kamis(14/7/2022), di Laguboti.
Kapolres Toba melalui Kasubag Humas Polres Toba, Iptu Pol, B Samosir juga membenarkan pengamanan khusus itu. Menurutnya, hal itu sesuai surat permohonan yang disampaikan pimpinan Parmalim.
"Berdasarkan surat itulah Polres Toba melakukan pengawalan dan pengamanan kegiatan yang ada di wilayah hukum Polres Toba," sebut Iptu Pol B Samosir.
Panitia Pelaksana Pameleon Bolon Sipaha Lima Parmalim melalui Bidang Humas dan Pemberitaan, Erikson Sirait menjelaskan, acara ritual pameleon yang digelar Senin-Rabu (11-13/7/2022) adalah agenda tahunan yang diikuti oleh anggota di Parmalim dari seluruh Indonesia.
"Upacara ini adalah agenda tahunan sesuai kalender Batak pada bulan kelimak tepatnya setelah masa panen tiba," katanya.
Tentang kehadiran pengamanan dari Polres,TNI dan Satpol PP saat berlangsungnya upacara, Erikson mengatakan hal itu atas permintaan melalui surat dari Pimpinan Parmalim Raja Monang Naipospos.
"Intinya dari panitia bagaimana upacara keagamaan ini berjalan sukses tentu butuh pengamanan," terangnya.
Tentang adanya dualisme kepemimpinan di Parmalim, Erikson menjawab hal itu benar adanya.
"Warga Parmalim tidak terima kepada yang telah mendeklarasikan diri sebagai pimpinan atau raja. Kami sebagai generasi muda tidak bodoh memilih raja. Tentu raja itu harus yang sudah mapan dalam segalanya, baik keturunan, ilmu,ekonomi dan tatacara mengayomi," katanya.
Tentang status Balai (Gedung Pertemuan) Parmalim di Huta Tinggi sedang status quo, Erikson menegaskan sudah mendapat kekuatan hukum tetap dari Mahkamah Agung (MA).
"Kami sangat menghargai keputusan MA dan menurut kami keputusan itu sudah mengikat. Kalau ada gugatan lain tentu adalah hak mereka," katanya.
Catatan: Berita ini sudah mengalami perubahan isi dengan menambah konfirmasi narasumber soal dualisme kepemimpinan di Parmalim.