Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Taput. Panusunan Simanjuntak yang sebentar lagi genap berusia 82 tahun, seorang jurnalis senior yang lama bertugas di Jakarta dan luar negeri, menggelar pertemuan dan berbagi pengalaman sekaligus membacakan puisi karyanya sendiri di Teras Cafe, Tarutung, Rabu malam (20/7/2022). Even menarik ini digagas Dr Erikson Sianipar, founder LSM BISUKMA bersama DR Sahat T Simorangkir, yang konsern di bidang penguatan pendidikan berkemajuan.
Selain berbicara tentang pengalamannya pada beragam penugasan di luar negeri dan di home-basenya di London, Inggris, Panusunan Simanjuntak dengan apik membacakan puisi karyanya sendiri dengan mengusung 10 tema.
"Saya manfaatkan bertemu dengan teman-teman di Tarutung ini, setelah saya pulang kampung ke ke bona pasogit saya di Pahae kemarin,"kata Panusunan.
Sejumlah jurnalis di Taput pun turut diundang, termasuk para milenial, prosais dan penulis buku nonjurnalis. Mereka menyaksikan sebuah ajang unik dan santai, yang dikemas menjadi sebuah tontonan seni yang menggugah dan sarat makna. Sejumlah pelajar dari SMU Negeri I Tarutung juga berpartisipasi menyanyikan lagu-lagu Batak yang hits pada zaman dahulu, karya sejumlah komposer handal di antaranya S Dis Sitompul.
Panusunan yang pernah duduk di bangku kuliah jurusan publistik itu, memulai karir sebagai reporter di Kantor Berita Nasional Indonesia. Kemudian di Harian The Indonesia Times, Harian Neraca dan BBC News yang berbasis di London. Ia juga sudah melakukan tugas peliputan di sejumlah negara yang masih punya ikatan histori dengan Indonesia seperti Suriname. Afrika Selatan, Madagaskar, Rusia, Amerika Serikat dan negara lainya.
Panusunan membacakan sejumlah puisi berbahasa Batak seperti 'Aek Puli Pahae', Danau Toba hingga ulos. Satu untaian kalimat dari puisi ulos adalah ' Ampeampe Doho di Abara, Hohophohop jala Parompa Diangka na Niompa'.
Mewakili undangan, Jan Piter Simorangkir selain mengapresiasi buah pemikiran dan karya Panusunan, juga sedikit merisensi puisinya, yang menurutnya sangat sarat makna dan menggugah.
"Pesan moral melalui puisi beliau ini sangat mengugah, dari mulai histori, ajakan untuk melestarikan lingkungan, lestari alam, keindahan estetika dan tentu mengingatkan kepada generasi muda (milenial) tetap melestarikan budaya ditengah jaman yang berkemajuan saat ini,"katanya.
Sementara Dr Erikson Sianipar mengatakan, ajang pertemuan seperti ini sudah menjadi bagian komitmen BISUKMA dalam upaya pencerdasan dan pencerahan, terutama untuk kaum milenial, di tengah situasi yang diwarnai ketidakpastian dari waktu ke waktu.
Lagi pula tutur Erikson, persyaratan mutlak dari Mendikbud Riset & Teknologi RI Nadiem Makarim yang memberikan kepercayaan kepada Bisukma sebagai lembaga yang melakukan kegiatan penguatan pendidikan di daerah adalah harus ikut mencerdaskan dan tidak bisa menghujat pemerintah.
"Maka di postingan media sosial, Bisukma tidak pernah masuk pada cara-cara yang tidak elegan seperti menghujat, selain terus berkarya membantu pemerintah," tukasnya.