Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Lake Toba Traditional Music Festival (LTTMF) 2022 yang berlangsung secara serentak di 3 desa di Kabupaten Toba, Sumatra Utara (Sumut), yakni Meat, Lintong Ni Huta, dan Tarabunga, 5-7 Agustus 2022, berlangsung meriah. Gawean Rumah Karya Indonesia (RKI) ini sukses menyuguhkan beragam aliran musik. Mulai dari pop, pop rock dan reggae yang dibalut nuansa etnis oleh puluhan kelompok musik di Indonesia.
LTTMF 2022 juga menghadirkan sejumlah musisi papan atas, antara lain Ipang, Marsada Band dan Tongam Sirait sebagai guest star. Kehadiran ketiganya membius ratusan penonton yang hadir sejak pagi.
Penampilan Ipang termasuk yang ditunggu-tunggu. Tampil di Tarabunga, Sabtu, 6 Agustus malam, Ipang membawa sejumlah lagu andalannya semisal, "Ada yang Hilang" "Sahabat Kecil" dan "Sotoy". Dengan suara khasnya, Ipang membuat penonton berjingkrak di tengah dinginnya cuaca di perbukitan Tarabunga. Tak hanya lagunya, Ipang juga menyanyikan lagu Batak Toba "Rege-rege Tumba" dan "Siksiksibatumaningkam" dengan fasih.
"Maaf ya kalau ada salah-salah dikit. Mudah-mudahan tahun depan nanti bisa lebih bagus," katanya membuka lagu.
Pria gimbal ini memang ahli membuat penonton baper. Pasalnya selain menyanyikan lagu Batak Toba, semua lagunya dinyanyikan dengan instrument Batak Toba dan Karo yang digarap D'Tradisi dan Eta Margondang.
Perasaan penonton pun kian memuncak saat refrein "Ada yang Hilang" dinyanyikan berulang-ulang dan komunikatif dengan penonton. Lagu yang rilis 2006 silam itu mencapai klimaksnya saat bait terakhir dan refreinnya dinyanyikan dalam bahasa Batak Toba. Penonton terhenyak, diam sejenak, begitu lagu usai, langsung berteriak histeris.
Kelompok musik lokal yang pantas diapresiasi di LTTMF 2022 ini, adalah tim dari SMK Maranatha. Kelompok musik asal Dairi ini, tampil rapi menyuguhkan gubahan musik mereka yang kental dengan budaya Pakpak. Bahkan salah satu karyanya berjudul "Dembas Simanguda" dimainkan secara teatrikal. Reportoar musik ini berkisah tentang ritus masyarakat Pakpak saat akan memulai menanam padi.
Begitu juga dengan Himatabo Band. Karya band yang merupakan bagian dari Siantar Rap Foundation ini, tampil dengan pop etnisnya. Himatabo tampil dengan lagu-lagu karya mereka, salah satunya "Teh Manis" yang berkisah tentang kebiasaan seorang istri menyuguhkan teh manis kepada suaminya, sebagai bentuk "ritus" untuk mensyukuri kehidupan.
Direktur RKI, Ojax Manalu, mengatakan, LTTMF ini tak hanya upaya RKI membantu menghidupkan kembali pariwisata di Kawasan Danau Toba (KDT). Kegiatan ini juga bertujuan memberikan panggung kepada musisi-musisi tanah air yang menaruh perhatian kepada musik etnis. LTTMF yang mendapat dukungan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Ristek, ini untuk mengangkat kekayaan musik yang ada dalam budaya Indonesia.
"Kami berharap, lewat musik, aspek budaya itu muncul dan menambah nilai jual serta terjalinnya silaturrahim budaya di kalangan pemusik tradisi, khususnya mereka yang masih berusia muda," kata Ojak, Minggu (7/8/2022)
Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru pada Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemdikbud Ristek Ahmad Mahendra mengatakan, festival ini harus dikembangkan sebagai bagian dari upaya merawat budaya sekaligus memajukan pariwisata di Kawasan Danau Toba. Mahendra berharap RKI terus menghadirkan kegiatan kegiatan seni yang edukatif dan prospektif secara ekonomi.