Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memproyeksikan dua tahun lagi Indonesia akan balik setelah mencaplok 51% saham PT Freeport Indonesia (PTFI).
Proyeksi tersebut diungkapkan Bahlil berpacu pada pada pendapatan Freeport yang terus meningkat. PTFI mengantongi pendapatan US$ 7,5 miliar atau Rp 114 triliun (kurs Rp 15.200). Oleh karena itu, ia memperkirakan pada 2024 akan balik modal.
"Pengambilalihan saham 51% itu kurang lebih sekitar US$ 3,850 miliar. Kalau kita rata-ratakan pendapatan dia sekarang, maksimal di 2024 terjadi break even point, kembali modal," ujar Bahlil dikutip dari YouTube Kementerian Investasi/BKPM, Rabu (5/10/2022).
Bahlil juga turut menegaskan, kini Freeport Indonesia bukan lagi milik asing, melainkan milik RI. Sebanyak 51% saham Freeport dimiliki BUMN MIND ID sejak 2018. Tidak hanya itu, lebih dari 98% karyawannya pun merupakan orang Indonesia.
"Freeport ini sekarang bukan lagi milik asing. 51% saham Freeport itu sudah milik pemerintah Indonesia lewat BUMN. 98% karyawan Freeport itu adalah orang Indonesia. Pendapatan Freeport 70% itu dikasih ke negara lewat pendapatan daerah maupun pendapatan pusat termasuk dividen," kata Bahlil.
Ke depannya, kerja sama ini akan lebih banyak menghasilkan keuntungan yang dapat dinikmati masyarakat RI. Di sisi lain, menurutnya, tipe kerja sama seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah.
"Dan ini memang adalah tantangan besar bagi kita bagaimana kita bekerja sama dengan orang yang punya teknologi untuk kemakmuran dan kesejahteraan bagi pembangunan negara," katanya.
Bahlil mengaku, sebelumnya ia pernah tidak menyukai keberadaan Freeport di Indonesia. Bahkan, ia pernah demo saat masih aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi). Namun pikirannya berubah setelah berbincang langsung dengan para pekerja tambang di sana dan melihat seberapa besar manfaatnya.
"Dari situ saya menemukan satu jawaban ternyata kita sebagai orang Indonesia tahu sedikit tapi bikin diri tau banyak, ini yang bikin kacau republik. Tapi kalau mereka salah kita katakan salah, tapi kalau mereka baik kita katakan dia baik," ujar Bahlil.(dtf)