Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) mengantongi laba bersih konsolidasi sebesar Rp 340 miliar di semester I 2022. Jumlah ini naik 123% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 152,52 miliar.
Pertumbuhan laba ini dinilai berkat upaya akselerasi program digitalisasi layanan tiket ferry berbasis online, baik dengan metode pembayaran menggunakan cashless, barcode, maupun e-ticketing berbasis website.
"Untuk semester II 2022, kami proyeksikan dapat mencetak laba sebesar Rp 202,34 miliar atau 100 % terserap dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP). Adapun perusahaan membidik total laba tahun ini sebesar Rp 541,06 miliar atau tumbuh 65,82 % dari laba pada 2021 sebesar Rp 326,30 miliar," kata Corporate Secretary PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Shelvy Arifin dalam keterangan tertulis, Jumat (21/10/2022).
Kinerja operasional ASDP juga mencatat pertumbuhan signifikan setelah menerapkan transformasi layanan digital. Diketahui, sejak Mei 2020 ASDP telah menerapkan digitalisasi layanan pemesanan tiket secara online (e-ticketing) lewat aplikasi dan website Ferizy, khususnya di lintasan utama Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk.
Menurut Shelvy, transformasi layanan digital tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa di seluruh Indonesia.
"Reservasi tiket online Ferizy ini adalah upaya ASDP bertransformasi di era digital sekarang ini, sekaligus upaya kami untuk terus meningkatkan layanan kepada pengguna jasa. Dengan melakukan reservasi tiket secara online, calon penumpang kini makin dimudahkan dan tentunya aman dalam memesan tiket kapal ferry," katanya.
Ke depan, ASDP akan menerapkan marine operation system (MOS) untuk membantu memantau keberadaan dan kondisi kapal, termasuk mempermudah penumpang dalam mengetahui jadwal kapal. Shelvy mengungkapkan ASDP juga berencana menggunakan secara optimal internet of things (IoT) di seluruh sistem operasi pelabuhan dengan target selesai pada akhir 2022.
"Kami akan terus melakukan berbagai terobosan dan inovasi termasuk dalam hal transformasi layanan digital, yang muaranya adalah kepuasan para pelanggan," katanya.
Sementara itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengapresiasi transformasi layanan digital ASDP melalui Ferizy. Menurutnya kehadiran Ferizy mampu mengatasi persoalan antrean yang telah terjadi bertahun-tahun di layanan penyeberangan sehingga secara signifikan menghemat biaya logistik dan mendongkrak pergerakan penyeberangan.
Sebagai informasi, layanan e-ticketing Ferizy bertujuan untuk mengatur keseimbangan antara kapasitas angkut kapal dan demand penumpang maupun kendaraan di setiap pelabuhan sehingga penumpang dan kendaraan yang akan menyeberang sesuai dengan kapasitas kapal yang ada. Artinya, penumpang dan kendaraan hanya diperbolehkan masuk ke pelabuhan (check in) sesuai dengan waktu yang telah dipilih saat membeli tiket. Selanjutnya pengguna jasa akan naik ke kapal menggunakan sistem first in first out (FIFO) setelah proses check in.
Data ASDP menyebutkan sebelum implementasi Ferizy, pengguna jasa kapal ferry cenderung menyeberang pada malam hari dengan perbandingan 61 % pada malam hari dan 39 % siang hari. Hal ini membuat produksi malam hari berada di atas kapasitas muat rata-rata kapal dan berakibat antrean kendaraan di pelabuhan.
Namun, pada Lebaran 2022 lalu, pengguna jasa yang dominan menyeberang pada malam hari berhasil tersebar secara merata melalui pembatasan kuota dengan porsi 42 % malam hari dan 58 % siang hari di Pelabuhan Merak, Banten, dan 49,7 % malam hari dan 50,3 % siang hari di Pelabuhan Bakauheni, Lampung.
Dari data tersebut dapat disimpulkan pengguna jasa sudah tersebar merata di setiap jam, mengikuti dengan jadwal yang dipilih dan kapasitas angkut alat produksi di pelabuhan.
Sejak diluncurkan pada 2020, diketahui jumlah user Ferizy terus bertambah. Pada periode 1 Maret 2020 hingga 31 Desember 2020, pengguna Ferizy tercatat sebanyak 438.108 user.(dtf)