Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Beras akan menjadi pemberat inflasi di bulan Januari 2023. Pasalnya, harga beras yang secara konsisten masih naik di bulan ini bakal membuat Sumatra Utara (Sumut) sulit untuk merealisasikan deflasi. Harga beberapa jenis beras masih mengalami kenaikan, khususnya untuk beras medium dan super. Kabar terkini dari kilang di Deli Serdang, ada yang menaikkan 5% dari harga sebelumnya.
Jika melihat harganya sejak November dan Desember tahun lalu, harga beras ada yang mengalami kenaikan 14%.
"Kenaikan harga beras ini akan menjadi beban yang besar bagi pengendalian harga di bulan Januari. Untuk meredam harga beras ini peran Bulog harus diperkuat untuk menekan harga. Sejumlah kabar terkait stok beras menipis atau kendala impor beras yang dihadapi Bulog, justru bisa memperburuk harga beras itu sendiri," kata pengamat ekonomi yang juga Ketua Tim Pemantau Harga Pangan Sumut, Gunawan Benjamin, Kamis (12/1/2023).
Gunawan mengatakan, kenaikan harga beras ini dengan jelas menunjukan bahwa intervensi harga dari Bulog sangat dibutuhkan. Karena sekalipun stok beras pada dasarnya cukup mengacu kepada data BPS, namun harga yang naik di pasar memberikan gambaran bahwa stok yang cukup, tidak menjamin harga yang terkendali.
Selain harga beras, masih ada potensi inflasi dari harga cabai. Harga cabai merah saat ini bertengger dikisaran Rp 35.000/kg dan cabai rawit masih ada dikisaran Rp 50.000/kg. "Cabai masih akan berpotensi menyumbang inflasi di bulan Januari. Sekalipun Pertamina telah menurunkan harga BBM non subsidi di bulan ini," kata Gunawan.
Sementara itu, harga sejumlah sayur-sayuran di pekan kedua tahun 2023 ini mulai mengalami penurunan, setelah sempat mengalami kenaikan tajam pada Desember tahun lalu. Harga kacang panjang yang sempat Rp 30.000-a/kg, saat ini dijual dikisaran Rp 15.000/kg. Sawi manis yang sempat Rp 15.000/kg, saat ini dijual Rp 3.000/kg. Bayam yang sempat menyentuh Rp 7.000 hingga Rp 8.000/ikat, saat ini dijual Rp 4.000/ikat.
Kemudian kangkung yang sempat Rp4.000/ikat, menjadi Rp2.000-an/ikat saat ini. Rimbang atau cepokak yang sempat Rp 30.000 kg, saat ini dijual dikisaran Rp 20.000-an/kg. Sementara tomat yang sempat menyentuh Rp15.000/kg menjadi Rp 10.000-an/kg. Dan banyak lagi harga sayur-sayuran yang mengalami penurunan. Kecuali terong yang justru naik dalam rentang Rp 18.000 ke Rp 20.000/kg, dari posisi sebelumnya dikisaran Rp 7.000-an/kg.
"Harga sayur-sayuran sempat naik karena terganggu produksinya di bulan Desember akibat curah hujan tinggi. Namun karena tumbuh kembang tanamannya cepat, sehingga tidak butuh waktu lama produksi mengalami peningkatan dan harga kembali turun. Dan saya menilai kedepan harga sayuran-sayuran khususnya sayuran dari wilayah dataran rendah, akan mampu bertahan stabil karena cuaca cukup bersahabat," kata Gunawan.