Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com- Medan. Sepanjang tahun 2023, harga karet memang tidak berfluktuasi dengan tajam. Tekanan harga karet sendiri lebih banyak didorong oleh memburuknya kinerja ekonomi di banyak negara maju yang menjadi konsumen utama karet asal Sumatra Utara (Sumut). Melambatnya kinerja ekonomi di Amerika Serikat (AS), Eropa, Cina, India dan Jepang menjadi kabar yang buruk bagi kinerja harga karet di tanah air.
Jika membandingkan harga karet dalam satu tahun terakhir, tren harga karet menunjukkan adanya penurunan dari kisaran US$ 160 sen/kg menjadi US$ 131,30 sen/kg saat ini. Namun jika melihat kinerja harga karet dunia di tahun 2023 ini, pada dasarnya harga karet terpantau sangat stabil. Tertinggi harga karet di tahun ini sempat menyentuh US$ 146 sen/kg, dan terendah dikisaran US$ 129 sen/kg.
Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, mengatakan, tren perkembangan ekonomi global menunjukkan adanya masalah seiring dengan kenaikan bunga acuan yang dilakukan oleh banyak Bank Sentral di dunia termasuk Bank Indonesia (BI). Harga karet sendiri, tren penurunannya dimulai pada bulan Februari tahun 2022, seiring dengan terjadinya operasi militer rusia ke Ukraina, dan diperburuk dengan Bank Sentral AS yang akan mulai mempertimbangkan untuk menaikkan besaran bunga acuannya.
"Kenaikan bunga acuan tidak terelakkan dan memicu terjadinya perlambatan bahkan resesi ekonomi di sejumlah negara saat ini. Hal itu juga yang menekan demand atau permintaan untuk produk karet. Dan kenaikan bunga acuan bukan hanya terjadi di AS saja, namun juga dilakukan di banyak Nlnegara di dunia tanpa terkecuali Indonesia. Alhasil harga karet mengalami tekanan yang cukup signifikan," katanya, Rabu (5/7/2023).
Dikatakan Gunawan, harga karet saat ini terpangkas sekitar 17% dibandingkan dengan realisasi atau capaian harga pada tahun 2022 yang sempat bertengger di level US$ 180 sen/kg. Optimisme pelaku pasar setelah pandemi Covid-19 mereda, sempat mendorong kenaikan harga karet hingga menyentuh US$ 200 sen/kg pada bulan Maret 2021.
Namun sayang optimisme tersebut terkikis seiring dengan ancaman inflasi yang tinggi. Yang memaksa banyak bank sentral dunia menaikkan besaran bunga acuannya, dimotori oleh bank sentral AS atau The FED. "Jadi penurunan harga karet yang terjadi dalam satu tahun belakangan ini, banyak dipengarhi sentiment eksternal. Diluar kemampuan kita untuk mengendalikannya," kata Gunawan.