Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Lebih dari sekadar bunyi-bunyian, musik adalah bahasa universal yang mestinya dapat dipahami semua orang. Dinamisasi dan fleksibiltas musik membuka peluang-peluang eksplorasi yang luas. Termasuk membuka ruang hibrid antar kelompok, antar bangsa bahkan antar negara. Ruang eksplorasi itu merupakan wilayah kerja musisi yang harus terus dikembangkan.
Tidak heran dewasa ini trend world music terus disuarakan dalam berbagai forum seni. Selain bermakna artifisial, juga sebagai sarana menyuarakan kemanusiaan.
Demikian salah satu poin yang terungkap dalam workshop "Komposisi Musik" yang digelar di SMKN Seni dan Budaya Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara (Sumut) Sabtu (29/7/2023).
Hadir sebagai narasumber Komponis Marusya Nainggolan, Hendrik Perangin-angin dan maestro seni budaya Simalungun Lina Br Damanik. Workshop ini sebagai bagian dari Lake Toba Tradisional Music Festival 3.0 yang digelar Rumah Karya Indonesia (RKI) bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Kemendikbud.
"Konsep word music membuka ruang eksplorasi yang tidak ada habisnya. Contohnya perkawinan musik modern dengan musik etnis satu daerah tertentu, menjadi karya yang menarik. Tidak hanya secara artifisial tetapi juga membuka ruang-ruang diskusi budaya baru," kata Hendri Perangin-angin.
Dikatakan Hendri, Indonesia, Sumut khususnya, sudah sangat dikenal sebagai daerah yang kaya akan keberagaman. Keberagaman itu didukung pula dengan kekayaan seni budaya dan tradisinya.
Karena itu, sebut pemusik tradisi Karo ini, Sumut merupakan surga bagi para pemusik, baik tradisi, modren maupun yang fokus pada wolrd music, kata Hendri.
Lebih jauh Marusya memaparkan, musik sebagai ekspresi diri dalam mendialogkan bunyi dan intiusi. Seluruh aspek kehidupan manusia bisa terekam dalam musik. Musik menjadikan manusia sebagai warga dunia yang dalam dinamikanya selalu berinteraksi, termasuk secara kultural.
"Kehidupan interkultural selalu bertumbuh dan bernegosiasi dengan kehidupan di sekitar kita. Hal ini tidak lepas dari kehidupan artistik dan seni yang selalu berkaitan dengan aktivitas manusia dalam saat yang berbeda dan bergerak terus. Contoh musik tradisi, musik pop dan lainnya," kata Marusya
Pergerakan yang terus berlanjut, jelas Marusya, memotivati manusia untuk mengembangkan sayap dalam melebarkan kepekaan diri ketika berhadapan dengan suasana dan beragam situasi. Setiap situasi tak lepas dari peran pola pikir yang terekam berkembang.
Sementara itu pembicara ketiga Lina Br Damanik secara khusus membahas Inggou. Inggou merupakan "ratapan" yang diekspresikan lewat lagu yang biasanya berupa cerita atau tutur. Dikatakan Lina, saat ini tradisi Inggou sudah mulai jarang diketahui generasi muda Simalungun. Dina berharap Inggou dapat terus digali untuk diteruskan oleh generasi muda.