Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Batangtoru. PT Agincourt Resources (PTAR) menjadikan Kabupaten Tapanuli Selatan, sebagai sentra penangkar benih padi (sawah) varietas unggulan mulai menunjukkan keberhasilan.
Agincourt Resources, terus memotivasi sekaligus menggandeng kelompok tani binaan menghasilkan benih padi unggulan. Kini semakin banyak pula kelompok tani yang membudidayakan penangkaran benih padi itu.
Ditemui di Desa Huta Godang, Kecamatan Batangtoru, Selasa (12/09/2023), Iman Siregar bersama teman-temannya dari Poktan Mawar, mengakui mulai suksesnya misi Agincourt Resources tersebut.
Buktinya ia bersama sesama petani di desanya, sudah dalam dua tahun terakhir ini, ikut menjadi penangkar benih padi. "Kalau yang kami tanam di sini jenis intari 32 label putih," kata Iman.
Awalnya Iman dan anggota Poktan Mawar, kurang tertarik menjadi penangkar benih. Keuntungan yang tidak mencukupi, adalah hal yang dikhawatirkan, termasuk pertimbangan modal.
Namun pada panen benih di tahun 2022 yang lalu, menyadarkan mereka sekaligus menjawab keraguan itu. Jumlah anggota Poktan juga bertambah banyak, kini sudah 28 orang.
"Untungnya lumayan, karena selain jumlah produksi yang meningkat, juga memang selisih harga yang kita jual lebih bersaing di pasaran. Satu rante misalnya, bisa hingga 100 kaleng. Kalau yang biasa selama ini kan cuma 25 kaleng," kata Iman.
Saat ini sudah sekitar 11 ha sawah di desanya, mereka jadikan sebagai pertanaman penangkaran benih padi. "Ini sudah memasuki masa tanam yang keempat kali," ujar Iman.
Fadli dari PPL dari Dinas Pertanian Tapsel, juga ikut meyakinkan petani untuk mengembangkan penangkaran benih padi. "Kita juga ikut memberikan pendampingan," kata Fadli.
Namun kemandirian Poktan Mawar untuk mengembangkan penangkaran benih padi di Huta Godang tersebut, juga tidak terlepas dari pendampingan Poktan Permata Hijau di Desa Sipenggeng, mitra binaan langsung Agincourt Resources.
Iman Siregar, Pimpinan Poktan Permata Hijau, mengatakan penangkaran oleh petani di Desa Huta Godang itu, adalah bentuk pengembangan (ekspansi) pihaknya setelah di Sipenggeng.
Pada proses awal pendampingan, Poktan Permata Hijau memberikan benih, pupuk, dan obat-obatan ke Poktan Mawar, yang kemudian dilunasi setelah panen benih.
"Artinya setelah ujicoba kita di Sipenggeng, dan berhasil, ya kita pun mengembangkan penangkaran benih ibu ke desa-desa lainnya di Batangtoru, seperti Huta Godang ini," jelas Iman Siregar.
"Sebelumnya juga sudah kita budidayakan di Desa Weik I, di Hapesong Baru dan di Batu Hula. Namun lahan yang paling luas memang ya di sini (Huta Godang)," jelas Iman Siregar lagi.
Selain di Desa Huta Godang, kata Iman Siregar, rencana terdekat adalah membudidayakan penangkaran benih ke Desa Garoga. "Ada sekitar lima hektar di sana yang siap ditanami," kata Iman.
Lebih lanjut Iman Siregar mengatakan, keuntungan poktan binaan ikut membudidayakan penangkaran benih padi, adalah dari sisi jumlah produksi benih yang meningkat, dan harga jual yang selisihnya lebih tinggi dari pasaran.
"Jadi benih padi yang mereka tanam itu kita tampung, harganya lebih tinggi dari pasaran. Misalnya kalau pasar bikin 49 ribu, kami bisa beli 55 ribu sampai 56 ribu," sebut Iman Siregar.
Lantas mengapa Poktan Permata Hijau menghargai benih padi poktan binaan lebih tinggi dari pasaran, adalah karena nilai jual kembali benih padi itu ke pasar, juga dijual tinggi.
"Karena memang benih padi yang kita jual sudah ada labelnya, karena kita sudah bersertifikat, yang diterbitkan resmi oleh pemerintah ," jelas Iman.
Namun Iman menceritakan urusan mendapatkan sertifikat tidaklah mudah. Ada prosedur dan administrasi serta hal lainnya yang harus dipenuhi. Selama proses itu, ia mengaku terbantu dengan pendampingan dan bantuan pihak PTAR.
"Kami yang mengawali penangkaran ini berterima kasih ke PTAR. Sejak 2014 kita sama, PTAR dampingi kita, hingga ikut membantu pengurusan sertifikat, administrasi dan lainnya. Sehingga kita sekarang, benih kita, punya legalitas. Begitu juga kendala di lapangan, kita diskusikan, kita cari solusi bersama, dan PTAR selalu siap untuk itu," sambung Iman.
Benih yang berlabel Poktan Permata Hijau, tambah Iman Siregar, kini terus digandrungi masyarakat petani di Tapsel dan luar Tapsel seperti dari Ledong, Labuhanbatu Raya. "Juga pemerintah di Tapsel, provinsi, beli benih dari kita," ujar Iman Siregar.
Ditambahkan Iman lagi, pihaknya akan terus mengembangkan budidaya penangkaran benih padi unggulan ke desa-desa lainnya.
Di tempat yang sama, Officer-Village Based Development, Community Development PTAR, Dedy Sianturi, mengatakan pihaknya akan terus memberi kontribusi untuk penangkaran benih padi di Tapsel.
"Memang itu misi perusahaan sedari awal yang hingga kini terus kita terapkan, dan bahkan akan terus kita komitmenkan, bagiamana Tapsel ke depan penghasil benih unggul, dan juga gabah yang unggul juga," kata Dedi Sianturi.
Karea itulah, sebut Dedi, PT AR sedari awal menginisiasi dan memberi kontribusi ke poktan hingga saat ini. "Kalau dari awal kan kita dengan Pak Iman Siregar, Poktan Permata Hijau Desa Sipenggeng, dan Pak Iman yang kemudian langsung ke poktan-poktan lainnya," jelas Dedi Sianturi.
Begitu pun, kata Dedi, PTAR terus ikut di proses pendampingan Poktan Permata Hijau ke poktan-poktan. "PTAR juga akan terus ikut membantu, misalnya seperti pendirian saung dan juga hal lainnya, fasilitasi dan lainnya kata Dedi.