Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. BPJS Kesehatan Cabang Sibolga melakukan penilaian fasilitas kesehatan berkomitmen 2023, diikuti 19 kandidat terpilih dari Sibolga, Tapanuli Tengah, Humbang Hasundutan, dan Tapanuli Utara.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Sibolga, Rita Masyita Ridwan, menjelaskan, fasilitas kesehatan terpilih tersebut merupakan fasilitas kesehatan yang telah lolos mengikuti penilaian tahap pertama.
“Para kandidat terpilih diberi kesempatan untuk melakukan pemaparan beberapa indikator penilaian tahap kedua,” kata Rita Masyita Ridwan dalam keterangan tertulis, Selasa (19/9/2023).
Dari hasil penilaian tahap kedua, Puskesmas Siatas Barita dari Kabupaten Tapanuli Utara terpilih untuk kategori Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP).
RSUD Doloksanggul di Kabupaten Humbang Hasundutan terpilih untuk kategori Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL).
“Kedua fasilitas kesehatan tersebut mencapai poin tertinggi untuk inovasi yang dinilai mendukung peningkatan mutu layanan,” kata Rita Masyita Ridwan.
Dia menjelaskan, seleksi dan penilaian ini dilakukan secara bertahap mulai dari tingkat cabang hingga tingkat pusat.
Pada kegiatan tersebut, dipilih satu fasilitas kesehatan per kategori pada FKTP dan FKRTL yang memiliki nilai tertinggi.
FKTP dibagi menjadi empat kategori yaitu kategori Puskesmas, Tempat Praktik Mandiri Dokter (TPMD), Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi (TPMDG), dan kategori Klinik Pratama/RS D Pratama.
Sedangkan untuk FKRTL dibagi menjadi lima kategori yaitu RS Kelas A, RS Kelas B, RS Kelas C, RS Kelas D dan Klinik Utama.
“Fasilitas kesehatan yang terpilih akan mewakili kantor cabang untuk selanjutnya dilakukan penilaian di tahap selanjutnya,” katanya.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan kesempatan kepada fasilitas kesehatan untuk memaparkan profil dan komitmen serta implementasi janji layanan.
Namun juga membuka wawasan (insight) mengenai program unggulan atau inovasi bahkan konten-konten menarik yang dapat meningkatkan kepuasan peserta JKN.
Tahun 2023 merupakan tahun transformasi mutu layanan. Hal itu tidak mungkin berjalan lancar tanpa konsistensi dan niat tulus untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi peserta JKN.
“Di era digitalisasi ini, kita juga harus siap untuk berinovasi khususnya di bidang kesehatan, inovasi yang kita ciptakan diharapkan langsung menyentuh kebutuhan peserta JKN,” katanya.
Inovasi itu bukanlah suatu hal yang sulit dan mahal, namun bisa berawal dari suatu masalah yang diselesaikan dengan solusi sederhana.
“Mari berinovasi untuk Indonesia yang lebih baik, dan gaungkan Program JKN agar terus berkelanjutan demi jaminan kesehatan bangsa,” kata Rita Masyita Ridwan.
Kegiatan penilaian ini juga diharapkan dapat menggaungkan Program JKN. Dengan harapan kepesertaan Program JKN dapat mencapai angka 98 persen pada tahun 2024.