Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Ketua DPD Persatuan Inteligensia Kristen Indonesia (PIKI) Provinsi Sumatera Utara, Dr Naslindo Sirait SE MM, mengatakan pihaknya saat ini fokus dalam menjaga ketahanan pangan nasional dari Sumut.
Salah satunya adalah dengan menggagasi penggunaan pupuk organik berbahan baku ikan red devil dari Danau Toba untuk para petani di Kabupaten Toba, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Dairi.
Naslindo Sirait, yang juga Kadis Koperasi dan UKM Sumut itu mengatakan saat ini penggunaan pupuk organik ikan red devil itu terus disosialisasikan kepada masyarakat, sehingga diharapkan akan mengurangi biaya pupuk dan juga hasil produksi yang meningkat.
Hal itu disampaikan Naslindo Sirait pada Seminar Nasional Ketahanan Pangan yang digelar DPP PIKI di Ballroom Bank Sumut, Jalan Imam Bonjol Medan, Sabtu (14/10/2023).
Selain itu, kata Naslindo, PIKI juga mendorong hilirisasi produk-produk hasil pertanian untuk bisa diolah menjadi bahan setengah jadi, bahkan barang jadi, sehingga terjadi hilirisasi di desa.
Untuk keamanan produk, PIKI juga mendukug sertifikasi halal, sehingga para UMKM makanan dan minuman tahun 2024 wajib sertifikasi halal untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat
Karena itu, Naslindo berharap seminar nasional ketahanan pangan itu melahirkan berbagai rekomendasi yang bisa diwujudkan dan diimplementasikan. Tujuannya agar ketahanan pangan di Sumut akan bertumbuh dan terjaga dengan baik, sekaligus momentum untuk meningkatkan prekonomian dan transpormasi prekonomian di Sumut.
Sebelumnya Ketua DPP PIKI, Badikenita Putri Br Sitepu, mengatakan Seminar Nasional Ketahanan Pangan itu dilaksanakan dalam rangka Dies Natalis 60 tahun PIKI.
"PIKI hadir sejak 1963 dan hadir di 35 Provinsi di Indonesia, saat ini telah berusia 60 tahun. kita mengadakan rangkaian acara di setiap provinsi dengan topik yang berbeda, pertama di DKI Jakarta terkait wawasan kebangsaan, kedua di Banten membahas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sumut provinsi ketiga, kita membahas ketahan pangan baik food estate dan food security, dan dilanjutkan ke Jawa Timur dengan topik kemaritiman dan akan dilanjutkan ke Maluku, Papua hingga puncak acara pada 19 Desember 2023 di Jakarta," jelasnya.
Kemudian Penjabat (Pj) Gubernur Sumut, Hassanudin, mengatakan indeks ketahanan pangan Sumut mengalami penurunan dari 78,3 tahun 2021 menjadi 71,22 tahun 2022
Pj Gubsu Hassanudin mengatakan menurunnya indeks ketahanan pangan itu, harus menjadi perhatian bersama. Indeks ini merupakan indek komposit yang terdiri dari aspek ketersediaan, keterjangakauan, keamanan maupun keberlanjutan.
Mantan Pangdam I/BB itu juga menyampaikan banyaknya persoalan di sektor pertanian tanaman pangan, antara lain ketersediaan bibit unggul yang bersertifikat belum mencukupi dan pemanfaatan ketersediaan air.
Kemudian masalah sarana produksi yang terbatas, hama dan cuaca, SDM dan kelembagaan petani yang berdampak pada penurunan produktivitas dan menganggu ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, Pj Gubsu Hassanudin berharap PIKI bisa membantu Pemprov Sumut memberikan solusi dan gagasan agar produktivitas pertanian meningkat sehingga ketahanan pangan Sumut bisa terus terjaga.
"Saya harap seminar hari ini tidak berhenti sampai di sini, tentu kami dari pemerintah sangat berharap ada hal-hal yang bisa secara konstruktif disampaikan kepada kami untuk sama-sama kita mewujudkan ketahanan pangan di Sumut," harapnya.
Adapun narasumber pada seminar itu di antaranya Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumut Wira Kusuma, Bupati Simalungun Hasiholan Sinaga, Dekan Fakultas Pertanian Universitas Katolik (UNIKA) Medan Posman Sibuea, Direktur Utama Bank Sumut Babay Parid Wazdi, Akademisi USU Khadijah EL Ramija dan dipandu moderator Lolita Bangun.