Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Indonesia (BI) mencatat total devisa hasil ekspor (DHE) yang disimpan dalam instrumen term deposit (TD) valas mencapai US$ 2,2 miliar per 17 Januari 2024. Total itu relatif stagnan dengan kecenderungan menurun dibandingkan periode bulan sebelumnya yang mencapai US$ 2,4 miliar.
"TD (valas) DHE itu kalau kita lihat datanya relatif stabil di level US$ 2,2 miliar per 17 Januari 2024. Datanya memang turun karena ada yang jatuh tempo," kata Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti kepada detikcom, Kamis (18/1/2024).
Besaran dana yang masuk ke dalam TD valas itu berasal dari 156 perusahaan, dengan partisipasi dari 18 bank. Kebanyakan pengusaha disebut memilih TD valas dengan tenor 3 bulan.
Untuk menarik eksportir lebih banyak menempatkan DHE, Destry mengungkapkan perihal rencana pemerintah merilis insentif pajak bagi penempatan DHE. Saat ini aturannya sedang disusun oleh tim DHE.
"Ini memang sedang digodok oleh tim dari DHE juga. Intinya pajaknya nanti pasti akan lebih menarik dan juga ada produk-produknya tidak hanya deposito, tapi seluruh instrumen yang memang dipersiapkan untuk TD (valas) DHE ini," beber Destry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur di kantornya, Rabu (17/1/2023).
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan aturan DHE belum maksimal dan pemerintah akan melakukan evaluasi.
"Terhadap DHE, karena DHE belum maksimal untuk 3 bulan ini dan kita masih bisa melihat potensi US$ 8 miliar dari devisa ini masih parkir di tempat lain (luar negeri)," katanya dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (7/11/2023).
Seperti diketahui, mulai Agustus 2023 pemerintah mewajibkan DHE paling sedikit 30% ditempatkan ke dalam sistem keuangan Indonesia minimal 3 bulan. Ini berlaku bagi hasil barang ekspor sumber daya alam (SDA) pada sektor pertambangan, perkebunan, kehutanan dan perikanan.(dtf)