Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Sumatera Utara (Sumut) melaksanakan Panen Perdana Demonstration Plot (Demplot) di Klaster Kopi Gapoktan Berkarya, Kabupaten Dairi, Jumat (1/12/2023). Ini merupakan upaya BI mendorong UMKM yang produktif, kompetitif, dan berdaya saing. Salah satunya mewujudkan Local Economic Development melalui pembentukan klaster unggulan daerah baik di bidang tanaman pangan, hortikultura, maupun peternakan.
Sumut sendiri merupakan salah satu provinsi penghasil kopi terbesar di Indonesia. Berdasarkan data BPS, pada tahun 2022 produksi kopi di Sumut mencapai 71.588 ton, atau sekitar 26,72% dari total produksi kopi nasional. Beberapa potensi lainnya dari kopi Sumut antara lain kualitas kopi yang tinggi, salah satunya dari Kabupaten Dairi yaitu kopi Sidikalang.
Kemudian kondisi geografis yang mendukung, tanah yang subur, iklim yang tropis, dan ketinggian yang ideal untuk tanaman kopi. Selanjutnya, potensi pasar yang besar, dimana tren permintaan kopi di dunia terus meningkat.
Untuk mengembangkan potensi kopi di Sumut, BI telah melakukan pendampingan secara intensif kepada klaster kopi Gapoktan Berkarya sejak November 2021. Program pengembangan dilakukan secara bertahap dan multiyears (2021-2026) dari sisi hulu ke hilir serta bersinergi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak khususnya Pemerintah Daerah.
"Harapan ke depannya kelompok tani mampu naik kelas menjadi klaster yang mandiri dan dapat bermanfaat bagi kelompok tani lainnya," kata Kepala Perwakilan BI Sumut, IGP Wira Kusuma.
Gapoktan Berkarya merupakan kelompok yang diinisiasi oleh BI bersama Pemkab Dairi yang merupakan gabungan dari 3 Kelompok Petani kopi (Poktan) yaitu Poktan Dos Roha Nauli Desa Perjuangan Kecamatan Sumbul, Poktan Marsitalupan Desa Dolok Tolong Kecamatan Sumbul KWT Aloi Desa Kentara, Kecamatan Lae Parira.
Beberapa upaya pengembangan yang dilakukan antara lain pelatihan dan demplot 2 hektare budidaya Good Agriculture Practice (GAP) kopi berada di tiga area dengan varietas Arabika Komasti dan Robusta Sidikalang (berlokasi di Desa Kentara 1 hektare bibit Robusta, Desa Perjuangan 0,5 hektare bibit Arabica, dan Desa Dolok Tolong 0,5 hektare bibit Arabica). Fasilitasi juga dalam bentuk pemberian saprodi bibit, pupuk, dan pestisida.
Kemudian pelatihan dan pendampingan program pembibitan kopi di 2 lokasi (Desa Dolok Tolong dan Desa Perjuangan), serta bantuan benih kopi varietas komasti dari Puslitkoka Jember. Pelatihan produksi dan pengolahan pupuk organik. Bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSB) berupa alat pengupas buah kopi (pulper) dan huller. Pendampingan intensif juga dilakukan sejak April 2022 dari klaster kopi Sinergi Fajar Harapan binaan BI Sumut.
"Ke depan, program akan diarahkan untuk penguatan pemasaran, kerja sama antar instansi dan hilirisasi. Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan potensi kopi Sumut khususnya Dairi dapat terus dikembangkan dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian daerah khususnya meningkatkan ekononi petani," kata Wira Kusuma.
BI pun berharap program demplot menggunakan GAP yang telah berjalan juga dapat menjadi contoh yang dapat direplikasi di seluruh lahan kopi milik Gapoktan Berkarya sekitar 15 hektare.
Melalui pendampingan multiyears ini, kata Wira, berharap Gapoktan Berkarya tidak hanya dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas tanam namun juga dapat tumbuh menjadi klaster champion yang melahirkan para petani pakar yang menjadi rujukan bagi para petani lainnya.
"Kami juga menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kerjasama yang baik dari tenaga pendamping, yakni Klaster Kopi Sinergi Fajar Harapan, serta dukungan dari Bapak Bupati Dairi, Dinas Pertanian serta Dinas terkait lainnya di Kabupaten Dairi dalam upaya peningkatan nilai tambah komoditas kopi di Sumut khususnya Kabupaten Dairi. Kami berharap dengan semakin banyaknya pihak yang terlibat dan mereplikasi program ini, peningkatan nilai ekonomi dari komoditas kopi Sumut menjadi lebih cepat dan mampu mewujudkan kesejahteraan petani," kata Wira Kusuma.