Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Pemerintah kembali impor gula konsumsi atau Gula Kristal Mentah (GKM) yang ditetapkan sebanyak 708 ribu ton, angka ini turun dibanding 2023 sebanyak 900 ribu ton. Lalu kapan Indonesia bisa swasembada gula lagi?
Vice President Corporate Communication PTPN III (Persero), Dahlia Mutiara Chairuman mengatakan, terkait swasembada gula, PTPN telah memiliki roadmap untuk mendukung sasaran swasembada gula konsumsi sebesar 3 juta ton pada 2028.
"PTPN memiliki roadmap untuk mendukung sasaran swasembada gula konsumsi yang saat ini 3 juta ton pada tahun 2028," kata Dahlia dihubungi, Kamis (29/2/2023).
Dahlia menambahkan, setiap tahun kebutuhan gula nasional baik untuk konsumsi dan industri mencapai 7 juta ton, di mana produksi gula nasional hanya mencapai 2,2 juta per tahun. Sehingga dibutuhkan impor dari luar. Namun, untuk mencapai target swasembada, PTPN akan menggenjot pengembangan lahan tebu dan melakukan revitalisasi pabrik gula.
"Roadmap untuk mencapai swasembada gula pada 2028 yakni melalui pengembangan lahan dan revitalisasi pabrik gula untuk mendukung pencapaian sasaran produksi gula," kata Dahlia.
Saat ini tambah Dahlia, Holding Perkebunan PTPN III menargetkan produksi gula sebesar 978 ribu ton.
"Sasaran produksi gula 2024 978 ribu ton," tambah Dahlia.
Selain upaya tersebut, PTPN III juga akan bekerja sama meningkatkan kompetensi para petani tebu mitra binaan. Salah satunya dengan kolaborasi dengan PT LPP Agro Nusantara menggelar Pelatihan Peningkatan Kompetensi bagi Petani Tebu Mitra Binaan PT Sinergi Gula Nusantara.
Pelatihan ini diikuti 40 orang petani tebu mitra binaan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) dan dibuka oleh Direktur Produksi dan Pengembangan Holding PT Perkebunan Nusantara III (Persero), Mahmudi, didampingi Direktur PT LPP Agro Nusantara, Pranoto Hadi Raharjo.
"Untuk mewujudkan cita-cita swasembada gula sangat membutuhkan sinergitas dari petani tebu, Perusahaan, dan dinas perkebunan terkait," ujar Mahmudi.
Program ini merupakan salah satu program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL) PTPN III (Persero) dengan sasaran Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) 17, yakni "Kemitraan untuk Mencapai Tujuan". Dengan harapan, PTPN III (Persero) dan mitranya dapat memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan berkelanjutan, serta menciptakan dampak positif tidak hanya dalam ranah ekonomi, tetapi juga dalam aspek sosial dan lingkungan.
"Dengan demikian, program ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek bagi petani tebu, tetapi juga mendukung visi keberlanjutan jangka panjang yang merangkul prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan," tambah Mahmudi.
Kegiatan ini merupakan salah satu program pembinaan dan pengembangan yang penting peranannya bagi petani tebu rakyat. Karena untuk mencapai hasil yang baik, diperlukan pembinaan dan pengembangan yang intensif, demi terwujudnya keberlanjutan suatu usaha perkebunan.
"Perusahaan memiliki tanggung jawab untuk memberikan akses pengetahuan, baik itu teknik budidaya, penguatan kelembagaan, dan kemitraan melalui sebuah pelatihan dan pengembangan dalam rangka untuk menciptakan kesejahteraan masyarakat khususnya pelaku usaha tebu rakyat, dalam hal ini petani tebu mitra," ucap Mahmudi.
Melalui Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman petani dalam berbudidaya tanaman tebu yang baik, meningkatkan karakter positif dan kemampuan bermitra dengan stakeholders, serta menguatkan jalinan kemitraan antar perusahaan dan petani tebu rakyat, dalam rangka mendukung keberlanjutan industri tebu nasional.(dtf)