Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta - TNI masih menginvestigasi kasus kebakaran gudang munisi daerah (gudmurah) milik Kodam Jaya, di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Hingga kini, belum ditemukan adanya unsur kelalaian dalam kasus kebakaran gudang amunisi tersebut.
"Sementara belum ada (unsur kelalaian), kita masih terus bekerja. Artinya nanti biar kesimpulan itu dari tim investigasi yang menyampaikannya," kata Kadispenad Brigjen Kristomei kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (3/4/2024).
Ia menyebut dugaan sementara penyebab kebakaran berasal dari amunisi yang sudah kedaluwarsa. Meski demikian, hingga kini penyebab pasti kebakaran masih diusut.
"Sementara kan perkiraan awal kemungkinan karena itu munisi yang sudah kedaluwarsa, sehingga terjadi labil ya terbakar atau meledak gitu ya. Kemungkinan-kemungkinan lain kita tetap evaluasi," ujarnya.
Diketahui, kebakaran hebat terjadi di gudmurah milik Kodam Jaya di Ciangsana, Gunungputri, Sabtu (30/3/2024), sekitar pukul 18.30 WIB. Kebakaran gudang peluru itu mengakibatkan ledakan keras yang mengagetkan warga sekitar. Amunisi terpental ke permukiman warga.
150 Ribu Amunisi Meledak
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Maruli Simanjuntak mengatakan ada 150 ribu amunisi yang terbakar di gudang nomor 6 di gudmurah, Kabupaten Bogor. Namun dia bersyukur kejadian itu tidak menelan korban jiwa.
"Secara persyaratan penyimpanan barang berbahayanya kita bersyukur sampai dengan saat ini walaupun sekitar 150 ribu amunisi yang ada dalam gudang itu sampai sekarang tidak ada korban. Tapi secara penyimpanan kita akan evaluasi kembali," kata Maruli dalam konferensi pers di gudmurah, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/3).
Maruli juga menyampaikan permintaan maaf atas kebakaran gudang amunisi di wilayah TNI itu. Maruli menyebutkan gudang penyimpanan amunisi ini sejatinya akan di-disposal.
"Pertama mengucapkan permohonan maaf, masyarakat sekitar khususnya, atas kejadian ini. Jadi sebetulnya ini gudang untuk penyimpanan amunisi-amunisi yang akan di-disposal. Jadi memang ini cukup riskan mengelola gudang seperti ini," katanya. dtc