Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Riau. Sebagian kecil pihak di luar negeri serta di Indonesia menghembuskan kabar kalau kebakaran hutan disebabkan oleh kehadiran perkebunan kelapa sawit. Kabar itu terus-menerus dihembuskan tanpa ada akurasi fakta dan melakukan investigasi yang sebenarnya.
Hal inilah yang disampaikan Departemen Head of Sustainability Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki), Dr Bandung Sahari kepada sejumlah mahasiswa asal Universitas Sidney, Australia, saat melakukan praktek kunjungan lapangan ke perkebunan kelapa sawit milik PT Kimia Tirta Utama (Grup Astra Agro), di Kabupaten Siak, Provinsi Riau sejak Rabu sampai Kamis (12-13/7/2017).
Para mahasiswa itu mengaku ingin mendengar dan melihat langsung praktek perkebunan kelapa sawit yang sebenarnya. Mereka tidak ingin terjebak pada framing media di negara mereka, tanpa tahu kondisi yang sebenarnya.
Kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (14/7), Bandung Sahari menyebutkan dirinya dalam kesempatan itu berbicara sebagai salah satu pemateri di depan para mahasiswa asal Universitas Sidney tersebut. Proses kuliah umum dilakukan di salah satu fakultas di Universitas Riau.
Ia menjelaskan bahwa tuduhan yang dialamatkan pada Industri kelapa sawit sebagai penyebab terjadinya kebakaran hutan dan asap sama sekali tidak relevan.
“Kita lihat saja negara seperti Amerika atau Australia, di negara mereka bahkan tidak ditumbuhi kelapa sawit. Namun faktanya, kebakaran juga terjadi di sana. Bukankah hal ini sudah cukup menjawab tuduhan-tuduhan yang sama sekali tidak memiliki dasar ilmiah yang jelas bahkan," kata Bandung.
Penyataan yang sama juga ia sampaikan saat menjadi pemateri kepada para mahasiswa asing tersebut di Universitas Riau.
Ia berharap para mahasiswa asal Universitas Sidney tersebut benar-benar menyampaikan hal yang sebenarnya, berani mengungkapkan fakta yang telah mereka lihat kepada media atas warga Australia sendiri.(hendrik hutabarat)