Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bondowoso. Permintaan sapi potong di Bondowoso belakangan ini cukup tinggi. Namun, pemerintah setempat tetap melarang memotong sapi betina.
"Dilarang karena mengganggu produktivitas. Saat ini pemotongan sapi betina di sini memang masih sangat tinggi," kata Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian Bondowoso, Cendi Herdiawan, Selasa (10/10).
Menurutnya, jumlah pemotongan sapi betina produktif selama tiga tahun terakhir di Bondowoso memang cukup tinggi. Yakni mencapai 923 ekor di tahun 2016.
"Selain lebih murah, orang-orang banyak memilih yang betina lantaran dagingnya lebih banyak," imbuh Cendi.
Padahal, pemotongan sapi betina produktif dapat menyebabkan kegagalan swasembada daging di Inondesia.
Pihaknya juga akan segera membentuk tim kecil di masing-masing Rumah Pemotongan Hewan (RPH). Tim itu terdiri dari Bhabinkamtibmas, tim teknis, dokter hewan atau para medis yang akan melakukan sosialisasi ke jagal hewan.
Data lain yang dihimpun, saat ini memang masih banyak peternak yang memotong di luar RPH. Hal itu sebenarnya bentuk pelanggaran. Sebab berdasarkan UU No 18/2009 yang diubah UU No 41/2o14, disebut bahwa tidak boleh memotong di luar tempat pemotongan hewan.
Angka pemotongan sapi betina produktif di Bondowoso selama ini dinilai tinggi. Sehingga Bondowoso menjadi salah satu target Pemerintah Provinsi dalam pengendalian pemotongan sapi betina produktif. (dtf)