Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta - Laga playoff khusus Persewangi Banyuwangi dengan PSK Blitar Liga 2 diwarnai adu jotos. Manajemen PSBK menjelaskan situasi di lapangan.
Pertandingan antara Persewangi dengan PSBK itu bergulir di Stadion Kanjuruhan, Malang, Selasa (10/10/2017). Kedua tim berebut peringkat keempat Grup 6 Liga 2, sebagai syarat untuk mengikuti playoff bertahan di Liga 2.
Pertandingan itu sebagai laga ulangan setelah PSBK dinyatakan ada di urutan kelima oleh PT Liga Indonesia. PSBK dan Persewangi menuai poin sama 18 setelah 12 pertandingan dijalani. Mereka imbang head to head, dengan PSBK unggul agregat 3-2. Persewangi unggul selisih gol di papan klasemen.
Oleh PT Liga, Persewangi yang dinyatakan sebagai peringkat keempat. Urutan ketiga dan keempat babak grup berhak menjalani play off penentuan bertahan di LIga 2 atau terdegradasi.
Tak terima, PSBK melayangkan surat protes kepada PSSI. Oleh PSSI, diputuskan tanding ulang dengan playoff khusus itu.
"Secara head to head, sebenarnya PSBK unggul dibanding Persewangi. Karena saat Persewangi bertanding di Stadion Supriyadi Blitar melawan PSBK kami menang dengan skor 2-0. Namun, saat PSBK tandang ke Banyuwangi, kami kalah 2-1. Ini artinya, kami bisa memasukkan satu gol ke gawang lawan," jelas Yudi Meira, manajer PSBK, saat dihubungi detikSport, Jumat (13/10/2017).
"Manager PSBK tentu nggak bisa terima putusan itu dong. Kami melayangkan surat protes ke panitia pelaksana. Nah, waktu ada HUT TNI disini kan hadir juga Ketua PSSI, Bapak Edy Rahmayadi. Kami menitip surat juga dan meminta PSSI turun menyelesaikan masalah ini," dia memaparkan.
Pertemuan dengan Ketua PSSI di Kota Blitar membawa hasil. PSSI melayangkan surat ke PT Liga Indonesia agar diadakan babak Playoff Khusus antara PSBK dan Persewangi dengan beberapa catatan.
"Pertandingan di lokasi netral tanpa penonton. Akhirnya, kami menyusul Persewangi yang sudah sepekan di Malang untuk melaksanakan babak playoff dengan tim lain. Rupanya, mereka nggak bisa terima ini," dia menuturkan.
Laga pun digulirkan. Atmosfer sudah panas sejak awal. Saat pertandingan berlangsung, sudah ada pelanggaran keras pada menit keempat. Pemain belakang PSBK kena sikut pemain depan Persewangi.
"Saat awal pertandingan, mereka hanya menyalami wasit saja. Nggak mau nyalami pemain kami, malah Kaptennya memprovokasi pemain lain sambil teriak-teriak, hajar-hajar begitu. Tapi, ya biarkan asal bisa tanding," dia mengungkapkan.
"Maksud kapten PSBK , dievakuasi dulu pemain yang kesakitan itu. Tapi, Persewangi nggak mau dan minta pertandingan lanjut. Akhirnya, kapten PSBK menanduk Kapten Persewangi," dia menjelaskan.
Walaupun ada sebanyak 50 petugas keamanan di pertandingan itu, namun mereka tidak mampu mengatasi situasi yang makin memanas. Pemain depan Persewangi diganjar kartu kuning. Sementara, kedua kapten mendapat kartu merah dari wasit.
Memasuki menit ke-22 pertandingan sempat dihentikan selama 30 menit, karena pemain Persewangi mendapatkan kartu merah lagi. Namun, saat wasit kembali masuk lapangan, malah dilempari botol air mineral oleh pemain Persewangi.
"Akhirnya, menit ke-88 wasit memutuskan menghentikan pertandingan dengan kemenangan PSBK 1-0. Karena di menit 69, pemain belakang PSBK mampu memasukkan gol ke gawang lawan. Situasi tidak memungkinkan, karena tiga kali wasit masuk lapangan langsung dikeroyok pemain Persewangi, " dia menjelaskan.
Usai pertandingan, PSSI mengeluarkan surat skorsing bagi dua pemain Persewangi pada malam harinya.
"Kapten dan pemain belakang diskor tidak boleh mengikuti tiga kali pertandingan. Dan akibat membuat keributan, Persewangi didenda sebesar Rp 100 juta ," ujar dia. dtc