Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Makassar. PDIP mendukung Nurdin Abdullah-Sudirman Sulaiman untuk maju Pilgub Sulsel 2018. PDIP memang suka mendukung kepala
daerah populis.
Pengamat politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Zulhajar menilai arah dukungan partai besutan Megawati Soekarnoputri sudah lama bisa ditebak. PDIP
sebagai partai politik populis memiliki koleksi figur-figur kepala daerah yang berprestasi di daerahnya.
Ada Joko Widodo saat menjabat Wali Kota Surakarta dan Gubernur DKI Jakarta, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar
Anas yang kini dipasang PDIP sebagai Cawagub Jawa Timur pendamping Syaifullah Yusuf.
"PDIP punya jejak sebagai partai yang meng-endorse figur-figur kepala daerah alternatif yang berprestasi di daerahnya, di Pilgub Sulsel sendiri cerminan kepala daerah yang bisa menjadi representasi figur yang populis dan berprestasi ada pada Nurdin Abdullah," ujar Zulhajar.
Zulhajar menilai, dibandingkan figur lain, PDIP lebih memilih Nurdin Abdullah karena berhasil sebagai Bupati Bantaeng dua periode dengan gelimang prestasi.
Sementara calon saingannya dari Partai Golkar, Nurdin Halid dinilai lebih banyak berkecimpung di jajaran elit politik di Jakarta. Kompetitor lain seperti Ichsan
Yasin Limpo, dipandang lebih mewakili dinasti politiknya.
Menurut Zulhajar suara pemilih di Sulsel hanya di kisaran 6,8 juta pemilih dan jauh lebih sedikit dari Jawa Barat dan Jawa Timur yang memiliki di atas 30 juta
wajib pilih. PDIP memiliki kepentingan lebih besar dengan menjaga imej partainya sebagai partai populis secara nasional dibandingkan harus merebut basis
Golkar di Sulsel.
"Jika Nurdin Abdullah menang di Sulsel, PDIP menambah koleksi pemimpin-pemimpin daerah berprestasi di Indonesia. Sama halnya dengan keberhasilan PDIP mendudukkan Jokowi sebagai presiden," tutur jebolan Magister Politik Pemerintahan UGM ini.
PDIP dalam mendukung Nurdin Abdullah sama seperti PKS dan Gerindra. Zulhajar menduga ada faktor-faktor lain di belakang layar yang menjadi penentu. Jika dengan Gerindra, Megawati punya sejarah berpasangan dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dalam Pilpres 2009 lalu.
"PKS dikenal sebagai partai dakwah, pasti akan mendukung calon yang dekat dengan aspek religiusitas. Nurdin Abdullah dipandang sebagai pemimpin religius
dan bersih, sedangkan wakilnya Sudirman diketahui memiliki basis aktivis dakwah kampus di Fakultas Teknik Unhas," pungkas Zulhajar. (dtc)