Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Dalam pemberitaan terkait pemilihan Gubernur Sumatera Utara atau Pilkada serentak 2018 tidak mungkin media dalam segala bentuknya: cetak, elektronik dan online, akan bisa netral 100% dalam pemberitaan. Selalu ada faktor-faktor yang menyebabkan suratkabar, televisi atau website menampakkan keberpihakannya kepada pasangan calon tertentu.
Media oleh karena framing, agenda setting atau proyeksi serta kepentingan bisnisnya, mengakibatkan pemberitaan "menyimpang" dari tuntutan independen atau netral. Demikian dijelaskan Wakil Rektor III UMSU, Dr Rudianto saat berbicara dalam seminar bertajuk "Pilkada Damai dalam Bingkai Media", Jumat ( 23/3/2018).
Seminar terselenggara atas kerja sama UMSU dengan PWI Sumut. Dilaksanakan di Kampus Pascasarjana UMSU, Jalan Denai, Medan.
"Sangat tidak mungkin berharap media bersikap netral atau independen dalam pemberitaan politik seperti Pilgubsu atau Pilkada. Saya pernah meneliti pemberitaan sejumlah media pada Pemilu 2019, begitu faktanya," kata Rudianto yang juga mantan jurnalis.
Yang terpenting bagi media atau wartawan dalam pemberitaannya adalah menjunjung prinsip kebenaran, verifikasi, komprehensif serta profesional. Hal itu mengacu pada sembilan elemen jurnalis yang ditegaskan Bill Kovach.
Agar media dan jurnalis tidak menyimpang dari prinsip-prinsip kebenaran dalam pemberitaannya, Rudianto menyatakan masyarakat harus ikut berperan mendorongnya. Selain itu media beserta insan pers harus terus menerus diedukasi.
Selain Rudianto, juga menjadi pembicara di seminar ini adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum Sumut Mulia Banurea serta Ketua PWI Sumut Hermansyah. Sedangkan mediator, Dr Arifin Saleh Siregar. Seminar dibuka oleh Rektor UMSU Dr Agussani.