Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno merasa dirugikan dan nama baiknya tercemar akibat viralnya pembicaraannya dengan Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir. Dia menyebut rekaman tersebut tidak utuh sehingga terkesan menyudutkan dirinya.
"Jadi saya merasa dirugikan, saya merasa nama saya dicemarkan karena yang beredar sudah dipotong-potong dengan tujuan tertentu yaitu mencemarkan saya," kata Rini ditemui di Kompleks Bank Indonesia (BI), Jakarta Pusat, Kamis (3/5).
Rini menyatakan selama 3,5 tahun menjabat sebagai Menteri BUMN, ia hanya melakukan tugasnya sebagaimana mestinya.
"Saya meyakini sepenuhnya selama saya 3,5 tahun apa yang saya lakukan adalah memperjuangkan BUMN," ujarnya.
Dia memberi penjelasan apa yang dibahas tidak seperti yang tersebar di rekaman tersebut. Bahkan, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sudah menegaskan itu bukan soal bagi-bagi fee.
"Pak JK sudah mengatakan kami memang ada pembicaraan bahwa BUMN harus dapat saham," ujarnya.
Rini menjelaskan bahwa BUMN yang terlibat dalam proyek harus memiliki saham. Pembicaraannya dengan Sofyan juga disebut tidak melenceng.
"Kalau kita membicarakan mengenai proyek yang meminta untuk BUMN itu mengambil off take 80% ke atas, ya kita harus ikut punya saham untuk menjaga bahwa kalkulasi dari produk yang akan dijual itu cost-nya, penjualan, pricing-nya kita ikut. Itu nggak ada lagi yang lain," jelasnya.
Rini pun enggan menanggapi lebih lanjut masalah tersebut.
"Saya kan sudah katakan nggak ada lagi apa-apa. Saya sudah menyampaikan ke pengacara dan sudah melaporkan hari Senin. Jadi harap tanya pada mereka," tambahnya.(dtf)