Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Bangkok. Sebanyak 12 bocah dan pelatihnya yang terjebak di dalam gua di Thailand yang dilanda banjir, belum siap untuk menyelam keluar. Padahal satu-satunya cara untuk membawa mereka keluar adalah dengan menyelam di dalam gua yang dipenuhi air.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (7/7), ketua tim operasi penyelamatan, Narongsak Osottanakorn, menyatakan 'tidak cocok' untuk membuat bocah-bocah itu menyelam keluar. Dia mengindikasikan hujan deras yang masih akan mengguyur sehingga memaksa upaya penyelamatan dipercepat.
Opsi membawa bocah-bocah itu keluar gua dengan menyelam semakin memicu kekhawatiran setelah seorang penyelam handal yang mantan anggota SEAL Angkatan Laut Thailand bernama Saman Kunan tewas karena kehabisan oksigen, saat menyelam keluar gua.
Kematian Saman memicu kesedihan juga kekhawatiran keluarga bocah-bocah tersebut. Sebabnya, upaya mengajari bocah-bocah itu menyelam agar mereka bisa keluar gua bukanlah tugas mudah. Hujan deras diperkirakan masih akan mengguyur hingga beberapa hari ke depan. Otoritas Thailand yang awalnya optimistis kini mulai khawatir dengan nasib bocah-bocah itu.
"Awalnya kami berpikir bahwa anak-anak itu bisa tinggal untuk waktu lama (di dalam gua)... tapi sekarang situasi berubah, kami memiliki waktu terbatas," ujar Komandan SEAL Angkatan Laut Thailand, Apakorn Yookongkaew, kepada wartawan setempat.
Bocah-bocah yang tergabung dalam klub sepakbola lokal bernama 'Wild Boars' itu masuk ke dalam gua bernama Tham Luang itu pada 23 Juni, bersama pelatih mereka. Bocah-bocah itu masuk ke dalam gua usai berlatih sepakbola bersama. Di dalam gua, perjalanan mereka terhenti saat hujan deras mengguyur dan gua dilanda banjir hebat. Mereka terjebak di dalam gua dan tidak bisa keluar karena akses keluar tergenangi air.
Sebanyak 12 bocah dan pelatihnya itu bertahan di dalam bilik gua yang masih kering selama sembilan hari, tanpa bisa keluar. Upaya penyelamatan terus dilakukan, mulai dari pengerahan tim militer hingga menyedot air banjir keluar, namun tidak membuahkan hasil.
Hingga akhirnya dua penyelam handal asal Inggris yang ikut membantu upaya penyelamatan, behasil mencapai lokasi mereka yang ada di titik beberapa kilometer jauhnya dari mulut gua. Dua penyelam Inggris itu menemukan 12 bocah dan pelatihnya masih hidup, meskipun kelaparan parah.
Upaya penyelamatan masih jauh dari akhir. Sebanyak 12 bocah yang berusia 11-16 tahun itu bersama pelatih mereka harus menyelami genangan banjir di dalam gua untuk bisa keluar. Hal ini tidak mudah karena kondisi gua yang dibanjiri air sangat tidak aman.
Para penyelam handal yang biasa melakukan misi di dalam gua bawah laut saja membutuhkan waktu 11 jam untuk mencapai lokasi bocah-bocah itu dan berenang lagi keluar. Rute yang ditempuh sangat panjang, sempit dan terkadang dipenuhi air lumpur dengan jarak pandang sangat terbatas.
Kebanyakan bocah laki-laki itu tidak bisa berenang dan tidak ada dari mereka yang memiliki pengalaman menyelam di air yang dalam dan gelap.
Para pakar menyebut bahaya dalam upaya penyelaman untuk keluar dari gua itu sangat tinggi. "Sangat berisiko (untuk menyelam keluar). Coba pikirkan, seorang penyelam SEAL Angkatan Laut baru saja meninggal semalam, bagaimana dengan bocah 12 tahun," ucap Rafael Aroush yang merupakan relawan asal Israel yang ikut membantu upaya penyelamatan. (dtc)