Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Okayama
Banjir yang menewaskan ratusan orang di Jepang menyisakan sejuta cerita. Termasuk kisah romantis yang berujung tragis dari sepasang lansia di Distrik Mabicho, Okayama.
Mengutip dari The Meinichi, Jumat (27/7), cerita berawal saat banjir dahsyat melanda kawasan tersebut pada 7 Juli 2018 lalu. Banjir membuat sedikitnya 4.600 rumah terendam, termasuk rumah pasangan lansia tersebut.
Air banjir menggenangi rumah Akiko Nishihara (84) setinggi dada orang dewasa. Nishihara yang sudah tak muda lagi harus memeluk suaminya, Toshinobu (86), yang hampir tak bisa melihat sama sekali agar tak terbawa arus air.
Nishihara menelepon anak keduanya Norio yang tinggal sekitar 25 km dari rumah mereka. Dia melaporkan ketinggian air di rumah mereka terus naik.
Kakak Norio bernama Hidenobu sempat menghubungi ibunya sekitar pukul 15.04 waktu setempat. Dia menceritakan bagaimana ibunya berteriak-teriak untuk meminta tolong.
"Saya berdiri di atas meja dapur bersama ayahmu. Air terus naik, jadi tolong bantu kami," teriak Nishihara kepada anaknya kala itu.
Norio dan Hidenobu kemudian menghubungi Polisi dan tim penyelamat, namun mereka terlambat. Keduanya telah terbawa arus banjir.
Jasad pasangan lansia itu ditemukan esok harinya. Saat ditemukan Nishihara masih terus memeluk suaminya dengan erat. Jam tangan Nishihara yang mati menunjukkan pukul 15.20, atau hanya beberapa menit usai dia berteriak meminta tolong kepada anaknya.
Suami Nishihara telah pensiun dari pekerjaannya di perusahaan baja besar. Nishihara dan suaminya memilih pindah rumah setelah membesarkan dua anak mereka.(dtc)